Pengajin Batik Pekalongan, Rahyoto, menemui Wagub Gorontalo Idris Rahim karena tertarik untuk memadukan sulaman karawo dan kain batik dalam satu produk kerajinan.
“Kami tadi mengutarakan ke Pak Wagub rencana untuk memadukan karawo dengan Batik Pekalongan. Kami yakin ini akan menjadi tren yang menarik minat pasar,” kata Rahyoto di Gorontalo, Kamis.
Ia mengungkapkan, tertarik mengkombinasikan karawo yang merupakan sulaman khas Gorontalo itu, karena memiliki nilai seni yang tinggi.
“Jadi konsepnya, kami kombinasikan dalam pakaian jadi. Karawo bisa di bagian kerahnya, saku, ataupun bagian lain. Intinya akan disesuaikan dengan mode,” jelasnya.
Rencana pengrajin batik itu disambut baik oleh Wagub Idris Rahim, yang mendorong Rahyoto untuk segera merealisasikan konsep tersebut.
“Inovasi ini sangat menguntungkan kami di Gorontalo, dalam mempromosikan karawo agar lebih mendunia. Harapannya pendapatan dan kesejahteraan perajin karawo akan meningkat,” katanya.
Dalam upaya mempromosikan karawo, Pemprov Gorontalo secara rutin setiap tahun menggelar Festival Karawo.
Namun sejak pandemi COVID-19, kegiatan yang masuk dalam Top 100 Even Pariwisata Nasional itu belum bisa dilaksanakan.
Sulaman karawo merupakan kerajinan tradisional masyarakat Gorontalo, yang menggunakan media kain sebagai sarana untuk menyulam.
Pengrajin baru bisa menyulam, setelah serat benang kain diiris membentuk pola strimin.
Menyulam karawo membutuhkan waktu beberapa hari, dengan tingkat ketelitian yang tinggi untuk menghasilkan sulaman yang sesuai dengan pola.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021
“Kami tadi mengutarakan ke Pak Wagub rencana untuk memadukan karawo dengan Batik Pekalongan. Kami yakin ini akan menjadi tren yang menarik minat pasar,” kata Rahyoto di Gorontalo, Kamis.
Ia mengungkapkan, tertarik mengkombinasikan karawo yang merupakan sulaman khas Gorontalo itu, karena memiliki nilai seni yang tinggi.
“Jadi konsepnya, kami kombinasikan dalam pakaian jadi. Karawo bisa di bagian kerahnya, saku, ataupun bagian lain. Intinya akan disesuaikan dengan mode,” jelasnya.
Rencana pengrajin batik itu disambut baik oleh Wagub Idris Rahim, yang mendorong Rahyoto untuk segera merealisasikan konsep tersebut.
“Inovasi ini sangat menguntungkan kami di Gorontalo, dalam mempromosikan karawo agar lebih mendunia. Harapannya pendapatan dan kesejahteraan perajin karawo akan meningkat,” katanya.
Dalam upaya mempromosikan karawo, Pemprov Gorontalo secara rutin setiap tahun menggelar Festival Karawo.
Namun sejak pandemi COVID-19, kegiatan yang masuk dalam Top 100 Even Pariwisata Nasional itu belum bisa dilaksanakan.
Sulaman karawo merupakan kerajinan tradisional masyarakat Gorontalo, yang menggunakan media kain sebagai sarana untuk menyulam.
Pengrajin baru bisa menyulam, setelah serat benang kain diiris membentuk pola strimin.
Menyulam karawo membutuhkan waktu beberapa hari, dengan tingkat ketelitian yang tinggi untuk menghasilkan sulaman yang sesuai dengan pola.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021