Gorontalo (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Gorontalo menggelar pelatihan peningkatan kapasitas Tenaga Cadangan Kesehatan Emergency Medical Team (TCK-EMT) sebagai upaya menghadapi krisis kesehatan di masa depan.
"Pelatihan ini bertujuan memperkuat kesiapsiagaan tenaga kesehatan dalam menghadapi berbagai potensi krisis kesehatan di masa depan," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Anang S. Otoluwa di Gorontalo, Sabtu.
Ia mengatakan, pandemi COVID-19 memberikan pelajaran penting tentang perlunya sistem kesehatan yang lebih kuat dan tangguh.
Oleh karena itu, evaluasi terhadap penanganan pandemi menunjukkan bahwa kesiapsiagaan dan ketahanan sistem kesehatan perlu terus diperkuat.
Menurutnya, Kementerian Kesehatan saat ini tengah melakukan transformasi sistem kesehatan dengan fokus pada enam pilar utama, salah satunya adalah sistem ketahanan kesehatan.
"Gorontalo perlu memperkuat tenaga cadangan kesehatan yang akan berperan penting dalam mendukung sistem pelayanan kesehatan di masa krisis. Pemerintah telah menyiapkan tenaga medis, tenaga kesehatan dan non-tenaga kesehatan untuk dimobilisasi secara cepat di wilayah terdampak bencana," katanya.
Kesiapan TCK menjadi prioritas utama. Mereka harus dapat bergerak dengan cepat untuk memastikan layanan kesehatan tetap tersedia bagi masyarakat terdampak. Kecepatan dan efisiensi respons kesehatan adalah kunci penyelamatan jiwa.
"Ini penting dalam memperkuat program ini, khususnya kegiatan gladi penanggulangan krisis kesehatan yang akan dilaksanakan untuk memastikan kesiapsiagaan tim manajemen krisis di seluruh wilayah," ujarnya.
Ia berharap melalui kegiatan ini, kapasitas TCK dalam merespon bencana dapat ditingkatkan secara efektif.
"Kami mengajak semua pihak untuk berkomitmen penuh mengikuti setiap tahapan kegiatan ini, mulai dari perencanaan hingga evaluasi. Sinergi dan kolaborasi adalah kunci memperkuat sistem ketahanan kesehatan Indonesia," kata Anang.
Ia pun menekankan pentingnya kesiapan menghadapi tantangan kesehatan di masa depan. Sebab kesiapan yang lebih baik, membuat daerah tersebut dapat menghadapi berbagai tantangan kesehatan dengan lebih percaya diri.
"Mari bersama-sama memperkuat sistem ketahanan kesehatan demi melindungi masyarakat Indonesia," katanya.
Kegiatan tersebut akan berlangsung hingga 2 Desember 2024, diikuti oleh Tim Klaster dan TCK-EMT Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, serta narasumber berasal dari Pusat Penanggulangan Krisis Kementerian Kesehatan RI, BPBD Provinsi Gorontalo, Lembaga Pelatihan Kesehatan Cendikia Gorontalo, PSC 119 Kabupaten Gorontalo dan BASARNAS Gorontalo.
"Saya berharap pelatihan ini meningkatkan kesiapan menghadapi bencana di Gorontalo dan sekitarnya agar semakin optimal," katanya.