Survei Jakarta Research Center (JRC) menyebutkan Menteri Sosial Tri Rismaharini, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Ahmad Riza Patria berpotensi bersaing pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024.
Direktur Komunikasi JRC Alfian P di Jakarta, Sabtu, menyebutkan Risma memiliki elektabilitas sebesar 35,5 persen, Anies Baswedan mencapai 28 persen disusul Ahmad Riza Patria atau Ariza sekitar 10,6 persen.
"Tetapi figur Riza Patria merupakan kuda hitam sebagai calon gubernur," kata Alfian.
Alfian mengungkapkan Ariza berpotensi menjadi pesaing berat untuk Risma dan Anies karena elektabilitas politisi Gerindra itu hanya 2,8 persen pada April 2021, namun mampu menyodok menjadi 10,6 persen atau posisi tiga besar pada September 2021.
Alfian menyebutkan, lima besar nama yang masuk menjadi bakal calon kuat pada Pilkada DKI 2024, hanya Ariza yang mengalami lonjakan elektabilitas yang signifikan.
Sedangkan, Risma dan Anies meskipun berada pada posisi dua besar, namun elektabilitas keduanya menurun, yakni Risma dari 37,1 persen menjadi 35,5 persen dan Anies dari 32,4 persen merosot di bawah 30 persen.
Selain tiga nama itu, Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menduduki posisi keempat dengan elektabilitas turun dari 7,8 persen menjadi 5,6 persen. Sedangkan, Menteri Pariwisata Sandiaga Uno menduduki posisi kelima juga turun dari 4,9 persen menjadi 3,1 persen.
Alfian menyatakan, lima nama calon bursa yang kuat tersebut memiliki latar belakang sebagai kepala daerah, namun Ariza unggul sebagai Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta.
“Ariza memiliki pengalaman panjang bertarung secara elektoral, dua kali merebut kursi sebagai anggota DPR, dan didukung mesin politik Gerindra,” ujar Alfian.
Alfian mengatakan Ariza menjadi figur yang patut diperhitungkan untuk memimpin Jakarta ke depan, karena tampil lebih elegan dalam komunikasi politik dengan selalu hadir pada rapat bersama DPRD.
"Ariza kerap berbeda sikap dengan Anies, terkait penanganan COVID-19, larangan skate board di trotoar, membawa kerabat usai mudik dan penutupan Holywings," tutur Alfian.
Nama lain yang masuk dalam bursa cagub DKI Jakarta, yakni politisi muda Partai Solidaritas Indonesia Tsamara Amany Alatas (1,8 persen), Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka (1,5 persen), Wali Kota Bogor Bima Arya (1,3 persen) serta Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar (1,3 persen).
Selanjutnya, anggota DPR dari NasDem Ahmad Sahroni (1,0 persen), politisi Betawi Abraham Lunggana atau Haji Lulung (0,8 persen), komedian dan politisi PAN Eko Patrio (0,5 persen) serta mantan politisi PKS yang kini memimpin Partai Gelora, Triwisaksana (0,3 persen).
JRC menggelar survei secara tatap muka kepada 800 responden mewakili seluruh wilayah di DKI Jakarta dengan metode survei (multistage random sampling), memiliki "margin of error" sebesar 3,4 persen, dan tingkat kepercayaan 95 persen pada 7-14 September 2021.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021
Direktur Komunikasi JRC Alfian P di Jakarta, Sabtu, menyebutkan Risma memiliki elektabilitas sebesar 35,5 persen, Anies Baswedan mencapai 28 persen disusul Ahmad Riza Patria atau Ariza sekitar 10,6 persen.
"Tetapi figur Riza Patria merupakan kuda hitam sebagai calon gubernur," kata Alfian.
Alfian mengungkapkan Ariza berpotensi menjadi pesaing berat untuk Risma dan Anies karena elektabilitas politisi Gerindra itu hanya 2,8 persen pada April 2021, namun mampu menyodok menjadi 10,6 persen atau posisi tiga besar pada September 2021.
Alfian menyebutkan, lima besar nama yang masuk menjadi bakal calon kuat pada Pilkada DKI 2024, hanya Ariza yang mengalami lonjakan elektabilitas yang signifikan.
Sedangkan, Risma dan Anies meskipun berada pada posisi dua besar, namun elektabilitas keduanya menurun, yakni Risma dari 37,1 persen menjadi 35,5 persen dan Anies dari 32,4 persen merosot di bawah 30 persen.
Selain tiga nama itu, Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menduduki posisi keempat dengan elektabilitas turun dari 7,8 persen menjadi 5,6 persen. Sedangkan, Menteri Pariwisata Sandiaga Uno menduduki posisi kelima juga turun dari 4,9 persen menjadi 3,1 persen.
Alfian menyatakan, lima nama calon bursa yang kuat tersebut memiliki latar belakang sebagai kepala daerah, namun Ariza unggul sebagai Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta.
“Ariza memiliki pengalaman panjang bertarung secara elektoral, dua kali merebut kursi sebagai anggota DPR, dan didukung mesin politik Gerindra,” ujar Alfian.
Alfian mengatakan Ariza menjadi figur yang patut diperhitungkan untuk memimpin Jakarta ke depan, karena tampil lebih elegan dalam komunikasi politik dengan selalu hadir pada rapat bersama DPRD.
"Ariza kerap berbeda sikap dengan Anies, terkait penanganan COVID-19, larangan skate board di trotoar, membawa kerabat usai mudik dan penutupan Holywings," tutur Alfian.
Nama lain yang masuk dalam bursa cagub DKI Jakarta, yakni politisi muda Partai Solidaritas Indonesia Tsamara Amany Alatas (1,8 persen), Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka (1,5 persen), Wali Kota Bogor Bima Arya (1,3 persen) serta Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar (1,3 persen).
Selanjutnya, anggota DPR dari NasDem Ahmad Sahroni (1,0 persen), politisi Betawi Abraham Lunggana atau Haji Lulung (0,8 persen), komedian dan politisi PAN Eko Patrio (0,5 persen) serta mantan politisi PKS yang kini memimpin Partai Gelora, Triwisaksana (0,3 persen).
JRC menggelar survei secara tatap muka kepada 800 responden mewakili seluruh wilayah di DKI Jakarta dengan metode survei (multistage random sampling), memiliki "margin of error" sebesar 3,4 persen, dan tingkat kepercayaan 95 persen pada 7-14 September 2021.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2021