Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Gorontalo melakukan panen padi organik perdana di lahan pertanian klaster Lamuta III di Desa Hutabohu, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Senin.

Kelompok Tani Lamuta III berhasil menjadi Klaster Ketahanan Pangan Terbaik Nasional dalam ajang Championship Klaster untuk kategori sub sektor tanaman pangan.

Kepala KPW BI Gorontalo, Budi Widihartanto pada kegiatan tersebut mengatakan, klaster Lamuta III merupakan kelompok petani yang telah mengimplementasikan teknologi Digital Farming yang diberikan oleh Bank Indonesia.

Ia menjelaskan, berdasarkan pada pengukuran panen dari Tim Ansa School bersama BPP selaku mitra Bank Indonesia dalam mengembangkan pertanian Gorontalo, menunjukan hasil yang sangat baik.

"Karena produktivitas mencapai di angka 8,37 Kg/6,25 m kuadrat atau jika dikonverasi ke hektar adalah sebesar 13,4 ton/Ha," ujarnya.

Hasil panen tersebut mencerminkan peningkatan 243 persen dari sebelum implementasi digital farming dan juga metode organik, karena Klaster Lamuta III biasanya hanya mampu produksi 5,5 ton/Ha.

Hasil produktivitas ini diapresiasi oleh Tim Ansa karena Hasil ini lebih tinggi dari Cirebon 11 ton/Ha dan Sultra 10,5 ton/Ha. Lebih lanjut, penggunaan total organik mampu menurunkan biaya produksi hingga 50 persen bagi kelompok Lamuta III, sehingga lebih menguntungkan.

"Prestasi ini membuktikan bahwa penggunaan metode Digital Farming dibarengi dengan metode Total Organik mampu meningkatkan produktivitas lahan sekaligus mengurangi biaya operasional," bebernya.

Penggunaan total organik tidak hanya untuk lahan komoditas tertentu, selain padi bisa juga untuk cabai, bawang, tomat, berbagai sayuran dan tanaman lainnya. hal ini membuat petani sangat diuntungkan karena dengan bertani menggunakan metode total organik para petani bisa maju tanpa tergantung pada pupuk kimia bersubsidi.

Dengan diimplementasikannya digital farming pada operasional pertanian, mempermudah pemantauan dan monitoring informasi kondisi dan kebutuhan lahan yang lebih tepat secara real time.

Ketepatan penyampaian informasi kepada petani yang menggarap lahan akan mempercepat pengambilan langkah preventif maupun represif terhadap masalah dalam penggarapan lahan.

Selain itu, informasi yang real time tersebut daapt membuat penggunaan pupuk, pembasmian hama, dan pengairan menjadi lebih efisien. Hasilnya, akan produksi pertanian tentunya akan meningkat dengan biaya pengelolaan yang semakin efisien.

Capaian prestasi ini merupakan bukti keseriusan petani di Gorontalo dalam mengelola pertanian yang inklusif, produktif, dan inovatif dengan memanfaatkan berbagai teknologi, baik dalam hal teknologi pemuliaan tanaman hingga pengolahan lahan.

"Penggunaan digital farming dalam upaya peningkatan hasil produksi, serta penggunaan pupuk organik dalam mengatasi kelangkaan pupuk dan upaya efisiensi biaya produksi," ujarnya.

Prestasi tersebut kata Budi juga merupakan bukti atas koordinasi, sinergi dan kolaborasi yang telah dilakukan oleh berbagai pemangku kepentingan yang dengan semangat gotong royong memberikan dukungan dan perhatian untuk meraih hasil yang terbaik.

"Raihan prestasi ini merupakan bukti keseriusan petani di Gorontalo dalam mengelola pertanian yang inklusif, produktif, dan inovatif dengan memanfaatkan berbagai teknologi," kata dia, lagi.

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2022