Manado, (ANTARAGORONTALO) - Harga komoditas unggulan cengkih di sentra perdagangan Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara (SuluT) mengalami kenaikan 4,6 persen di pekan ketiga Oktober 2015.

"Pada pekan ketiga Oktober 2015, harga cengkih di Sulut menjadi Rp113 ribu per kilogram, naik dari sesi perdagangan beberapa pekan sebelumnya hanya Rp108 ribu per kg," kata kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan  Sulut Jenny Karouw di Manado.

Dia mengatakan harga emas coklat, julukan untuk komoditas cengkih, di sentra perdagangan Kota Manado dan sekitarnya terus mengalami peningkatan, hal ini bertanda baik untuk petani.

Hanny mengatakan peningkatan harga ini memberikan angin segar kepada petani cengkih di Sulut, sehingga mendapatkan keuntungan lebih.

Biaya pra panen sampai pascapanen sangatlah besar sehingga membuat petani harus mengeluarkan uang yang cukup besar. Untuk menutupi biaya yang cukup besar tersebut, sebagian besar petani menahan stok sampai harga benar-benar bagus kemudian melepasnya," ujar dia.

"Cengkih asal Sulut memiliki ciri khas berbeda dengan daerah lain sehingga pabrik rokok sangat membutuhkannya," terang dia.

Gustav Karinda, pedagang pengumpul di Pasar Pinasungkulan Karombasan Manado mengatakan bahwa permintaan akan cengkih Sulut relatif tinggi dengan stok sangat kurang.

Yohanis T, petani cengkih asal Minahasa, mengatakan bahwa setiap harga cengkih membaik, petani tidak memiliki stok untuk dijual. Namun, jika barang banyak, terang dia, harga turun cukup tajam.

"Saya berharap harga cengkih yang makin baik ini dapat dirasakan oleh masyarakat," kata dia.

Petani berharap pemerintah akan terus menjaga agar harga cengkih Sulut jangan anjlok lagi seperti beberapa tahun sebelumnya yang sempat Rp50 ribu per kg.

Produksi cengkih Sulut jika panen raya bisa mencapai 15.000 ton yang dihasilkan di beberapa kabupaten di provinsi tersebut.

Pewarta:

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2015