Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, sepanjang tahun 2021 tergolong tinggi, yang didominasi paparan COVID-19.
"AKI kita mencapai 13 kasus atau 612/100.000 kelahiran hidup (KH) sepanjang tahun 2021," kata penanggungjawab (PJ) Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo Utara, Maya Octaviyani Rahmola, di Gorontalo, Selasa.
Ia mengatakan, sebaran AKI ada di 8 kecamatan dari 11 kecamatan yang ada di daerah itu.
Yaitu di Kecamatan Gentuma 2 kasus, Tomilito1 kasus, Kwandang 2 kasus, Anggrek 1 kasus, Sumalata 4 kasus.
Serta di Buloila Kecamatan Sumalata 1 kasus, Biau 1 kasus dan Tolinggula 1 kasus.
Penyebab AKI, kata dia, didominasi akibat paparan virus corona atau terkonfirmasi positif COVID-19 yang mencapai 5 kasus.
Sedangkan kasus lainnya diakibatkan karena perdarahan, eklamsi serta penyakit penyerta. Kondisi itu perlu ditangani serius, mengingat jumlah 13 kasus tergolong tinggi.
"Sebanyak 2 kasus kematian ibu saja sudah tergolong tinggi, apalagi telah mencapai di atas 10 kasus," katanya.
Tahun 2022 ini, pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan, akan melaksanakan program penanganan sangat serius untuk AKI dan angka kematian bayi (AKB).
"Kita pun telah menentukan lokasi fokus (lokus) untuk menangani AKI dan AKB di daerah ini. Dengan harapan nol kasus tahun 2022," katanya.
Beberapa upaya yang akan dilakukan dan dilaksanakan pada seluruh cakupan wilayah pelayanan kesehatan di 11 kecamatan oleh 15 puskesmas.
Seperti pemberian makanan tambahan, pemberian tablet tambah darah kepada remaja puteri, dan perawatan ibu hamil dari kekurangan gizi dan anemia.
"Ibu hamil diingatkan untuk senantiasa menerapkan protokol kesehatan (prokes) baik di dalam rumah maupun saat bepergian untuk mencegah penularan COVID-19," imbuhnya.
Ibu hamil pun diharapkan tetap memakai masker, menjaga kesehatan tubuh dan kehamilannya, makan makanan bergizi serta menghindari kontak langsung dengan orang yang baru ditemui.
Hal itu untuk mencegah penularan COVID-19, khususnya varian omicron. ***
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2022
"AKI kita mencapai 13 kasus atau 612/100.000 kelahiran hidup (KH) sepanjang tahun 2021," kata penanggungjawab (PJ) Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo Utara, Maya Octaviyani Rahmola, di Gorontalo, Selasa.
Ia mengatakan, sebaran AKI ada di 8 kecamatan dari 11 kecamatan yang ada di daerah itu.
Yaitu di Kecamatan Gentuma 2 kasus, Tomilito1 kasus, Kwandang 2 kasus, Anggrek 1 kasus, Sumalata 4 kasus.
Serta di Buloila Kecamatan Sumalata 1 kasus, Biau 1 kasus dan Tolinggula 1 kasus.
Penyebab AKI, kata dia, didominasi akibat paparan virus corona atau terkonfirmasi positif COVID-19 yang mencapai 5 kasus.
Sedangkan kasus lainnya diakibatkan karena perdarahan, eklamsi serta penyakit penyerta. Kondisi itu perlu ditangani serius, mengingat jumlah 13 kasus tergolong tinggi.
"Sebanyak 2 kasus kematian ibu saja sudah tergolong tinggi, apalagi telah mencapai di atas 10 kasus," katanya.
Tahun 2022 ini, pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan, akan melaksanakan program penanganan sangat serius untuk AKI dan angka kematian bayi (AKB).
"Kita pun telah menentukan lokasi fokus (lokus) untuk menangani AKI dan AKB di daerah ini. Dengan harapan nol kasus tahun 2022," katanya.
Beberapa upaya yang akan dilakukan dan dilaksanakan pada seluruh cakupan wilayah pelayanan kesehatan di 11 kecamatan oleh 15 puskesmas.
Seperti pemberian makanan tambahan, pemberian tablet tambah darah kepada remaja puteri, dan perawatan ibu hamil dari kekurangan gizi dan anemia.
"Ibu hamil diingatkan untuk senantiasa menerapkan protokol kesehatan (prokes) baik di dalam rumah maupun saat bepergian untuk mencegah penularan COVID-19," imbuhnya.
Ibu hamil pun diharapkan tetap memakai masker, menjaga kesehatan tubuh dan kehamilannya, makan makanan bergizi serta menghindari kontak langsung dengan orang yang baru ditemui.
Hal itu untuk mencegah penularan COVID-19, khususnya varian omicron. ***
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2022