Jakarta (ANTARA) - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN menyebut kontrasepsi KB adalah ikhtiar untuk menekan angka kematian ibu dan bayi guna mencegah stunting.
"Program KB bukan semata mengatur kelahiran, melainkan wujud nyata ikhtiar kita untuk menekan Angka Kematian Ibu dan Bayi (AKI dan AKB), serta mencegah stunting, sehingga generasi penerus Indonesia tumbuh lebih kuat dan lebih berkualitas," kata Mendukbangga Wihaji dalam acara pencanangan KB Serentak memperingati HUT Ikatan Bidan Indonesia (IBI) ke-74 di Tangerang, Banten, Senin.
Ia menegaskan program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) adalah fondasi penting untuk menciptakan keluarga sehat, sejahtera, dan berdaya menuju Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas.
"Program ini mengajarkan pentingnya perencanaan keluarga dengan mencegah Empat Terlalu (Terlalu muda, Terlalu tua, Terlalu sering, dan Terlalu banyak melahirkan), serta mencegah kehamilan yang tidak direncanakan, karena setiap kehamilan harus direncanakan. Setiap anak harus lahir dalam cinta dan kesiapan," ujar Mendukbangga.
Ia juga mengapresiasi peran bidan yang selama ini menjadi sangat penting. Bidan bukan hanya tenaga kesehatan, melainkan garda terdepan yang mendampingi keluarga, memberikan edukasi, serta menjadi benteng pencegahan risiko stunting.
"Kita tidak hanya membangun program dari balik meja. Kita turun langsung, hadir di setiap desa, setiap pelosok, memastikan seluruh masyarakat tanpa terkecuali mendapatkan layanan terbaik," ucap Mendukbangga Wihaji.
Pemerintah, menurutnya, akan terus memastikan tidak ada satupun keluarga Indonesia yang tertinggal dari haknya mendapatkan pelayanan KB yang berkualitas.
"Dari Sabang sampai Merauke pelayanan KBKR harus dirasakan manfaatnya," ujar mendukbangga.
Dalam rangka peringatan HUT IBI ke-74 dan Hari Bidan Internasional, Kemendukbangga/BKKBN bersinergi bersama Pengurus Pusat (PP) IBI menyelenggarakan Pelayanan KB Serentak Satu Juta Akseptor dalam kurun waktu 5-31 Mei 2025 di seluruh provinsi se-Indonesia.
Pelaksanaan pelayanan KB Serentak Satu Juta Akseptor itu diprioritaskan untuk pelayanan KB IUD dengan target Rekor MURI 50 ribu akseptor dan pelayanan KB pasca-persalinan.
KB pasca-persalinan merupakan metode kontrasepsi yang diberikan kepada ibu 42 hari setelah persalinan. KB pasca-persalinan penting karena memiliki peran strategis dalam membantu ibu menjaga kesehatan reproduksi setelah melahirkan dan menghindari kehamilan yang terlalu cepat untuk mencegah risiko kesehatan bagi ibu dan bayi.
“Alhamdulillah, berkat kerja keras dan kolaborasi semua pihak pada tahun 2024 lalu Indonesia melalui Kemendukbangga/BKKBN mendapatkan penghargaan internasional dari FP2030 atas capaian Program KB Pasca-Persalinan (KBPP) tertinggi di kawasan Asia Pasifik," tutur Mendukbangga Wihaji.
Sementara itu Ketua Umum Pengurus Pusat IBI Ade Jubaedah berharap pelaksanaan program KB tidak hanya mengejar target kuantitas, tetapi tetap memperhatikan kualitas pelayanan KB secara maksimal sebagai salah satu cara pemerintah memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mendukbangga: KB merupakan ikhtiar tekan angka kematian ibu dan bayi