Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Marsudi Syuhud dalam pidatonya di penutupan forum perdamaian "The Cry for Peace" di Roma, Italia, Selasa (25/10), menyeru negara-negara yang sedang berkonflik untuk menghentikan perang.
"Karena perang hanya akan membawa kerusakan, membawa dendam, membawa permusuhan, dan membawa kehancuran," kata Marsudi dikutip dari keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.
Marsudi menyatakan prihatin atas masih berlangsungnya perang Rusia dan Ukraina, juga konflik bersenjata di sejumlah kawasan.
"Perang, juga kekerasan, adalah jalan yang tidak dapat kembali. Ketika perang dimulai, begitu banyak korban dan luka tercipta. Tidak ada jalan kembali untuk orang mati. Masa depan seperti apa yang bisa kita bangun untuk anak-anak kita?," ujar Marsudi.
Oleh karena itu, lanjut Marsudi, perang harus dihentikan dan lebih mengedepankan dialog untuk mengatasi konflik.
Ia pun mengajak semua pihak untuk tidak pernah lelah membangun perdamaian dunia.
Pada kesempatan itu, Marsudi menyampaikan MUI akan mengadakan konferensi internasional untuk perdamaian yang akan dihadiri oleh para pemimpin agama di Jakarta pada tanggal 4-6 Desember 2022.
"Bersamaan dengan acara G20 di Bali juga akan diadakan R20 yang digagas oleh PBNU dan Muslim World League yang membahas tanggung jawab agama dalam mengatasi krisis global," ujarnya.
"The Cry for Peace" merupakan konferensi perdamaian ke-36 yang digelar Komunitas Sant'Egidio di La Nuvola Convention Center di Roma, tanggal 23-25 Oktober 2022.
Forum itu dihadiri petinggi agama sedunia dan otoritas pemerintahan. Hadir antara lain Presiden Italia Sergio Mattarela, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Sekjen Liga Muslim Dunia Muhammad bin Abdul Karim Al-Isa, Ketua Konferensi Uskup Italia Kardinal Matteo Zuppi, Presiden Konferensi Rabi Eropa Pinchas Goldschmidt.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Waketum MUI serukan hentikan perang di forum perdamaian dunia di Roma
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2022
"Karena perang hanya akan membawa kerusakan, membawa dendam, membawa permusuhan, dan membawa kehancuran," kata Marsudi dikutip dari keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.
Marsudi menyatakan prihatin atas masih berlangsungnya perang Rusia dan Ukraina, juga konflik bersenjata di sejumlah kawasan.
"Perang, juga kekerasan, adalah jalan yang tidak dapat kembali. Ketika perang dimulai, begitu banyak korban dan luka tercipta. Tidak ada jalan kembali untuk orang mati. Masa depan seperti apa yang bisa kita bangun untuk anak-anak kita?," ujar Marsudi.
Oleh karena itu, lanjut Marsudi, perang harus dihentikan dan lebih mengedepankan dialog untuk mengatasi konflik.
Ia pun mengajak semua pihak untuk tidak pernah lelah membangun perdamaian dunia.
Pada kesempatan itu, Marsudi menyampaikan MUI akan mengadakan konferensi internasional untuk perdamaian yang akan dihadiri oleh para pemimpin agama di Jakarta pada tanggal 4-6 Desember 2022.
"Bersamaan dengan acara G20 di Bali juga akan diadakan R20 yang digagas oleh PBNU dan Muslim World League yang membahas tanggung jawab agama dalam mengatasi krisis global," ujarnya.
"The Cry for Peace" merupakan konferensi perdamaian ke-36 yang digelar Komunitas Sant'Egidio di La Nuvola Convention Center di Roma, tanggal 23-25 Oktober 2022.
Forum itu dihadiri petinggi agama sedunia dan otoritas pemerintahan. Hadir antara lain Presiden Italia Sergio Mattarela, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Sekjen Liga Muslim Dunia Muhammad bin Abdul Karim Al-Isa, Ketua Konferensi Uskup Italia Kardinal Matteo Zuppi, Presiden Konferensi Rabi Eropa Pinchas Goldschmidt.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Waketum MUI serukan hentikan perang di forum perdamaian dunia di Roma
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2022