Praktisi kesehatan Provinsi Gorontalo, dr AR Mohammad, SpPD, FINASM, menyebut, penggunaan baju bekas impor dapat menyebabkan rentan tertular infeksi kuman.
Meski katanya, di Gorontalo, Minggu, untuk membuktikannya perlu dilakukan penelitian ilmiah atau tes laboratorium, namun kerentanan tersebut perlu diwaspadai.
"Kita perlu memiliki data otentik bahwa terdapat kuman melekat di baju bekas impor. Karena bisa jadi, baju bekas impor memang sengaja dijual oleh pemilik karena telah menjadi pakaian bekas pajangan, seperti pakaian para artis luar negeri," katanya.
Namun ia mengingatkan, agar konsumen baju bekas impor untuk lebih memprioritaskan kesehatan dalam menggunakan.
Praktisi kesehatan senior ini sangat menganjurkan masyarakat untuk tidak memakai pakaian bekas. Apalagi jika tidak terdeteksi apakah bekas dalam pengertian baru karena belum pernah dipakai, atau telah digunakan sebelumnya dan sengaja dijual lagi atau bisa jadi baju bekas tanpa ada perlakuan dicuci.
Ia mengingatkan, paling fatal menggunakan baju bekas, adalah adanya kuman penyebab penyakit kulit yang disebabkan jamur dan bakteri, ataupun dapat menyebabkan penyakit berbahaya lainnya akibat infeksi virus.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Gorontalo ini, sangat menyarankan masyarakat untuk sebaiknya tidak membeli pakaian bekas impor karena tidak jelas kebersihannya, walaupun harganya jauh lebih murah.
Karlina (44), warga Gorontalo, mengaku beberapa kali membeli baju bekas impor. Orang lokal sering menyebutnya dengan nama Cabo (cakar bongkar).
"Saya beberapa kali tergoda membeli baju bekas impor, sebab dijual dengan harga sangat murah," katanya.
Jika beruntung kata perempuan berjilbab ini, pembeli bisa mendapatkan baju dengan merk terkenal, dengan kualitas yang masih sangat bagus.
Tapi untuk mendapatkan baju seperti itu, pembeli harus rela berdesak-desakan untuk memilih-milih dari sekian banyak tumpukan baju bekas.
"Seringkali harga untuk atasan bisa dibeli Rp6 ribu hingga Rp25 ribu per lembar. Kalau celana atau rok, biasanya Rp15 ribu hingga Rp70 ribu per lembar. Jarang juga pedagang menjual Rp100 ribu per lembar atau di atasnya. Harga baju bekas impor memang sangat menggoda," kata Karlina.***
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2023
Meski katanya, di Gorontalo, Minggu, untuk membuktikannya perlu dilakukan penelitian ilmiah atau tes laboratorium, namun kerentanan tersebut perlu diwaspadai.
"Kita perlu memiliki data otentik bahwa terdapat kuman melekat di baju bekas impor. Karena bisa jadi, baju bekas impor memang sengaja dijual oleh pemilik karena telah menjadi pakaian bekas pajangan, seperti pakaian para artis luar negeri," katanya.
Namun ia mengingatkan, agar konsumen baju bekas impor untuk lebih memprioritaskan kesehatan dalam menggunakan.
Praktisi kesehatan senior ini sangat menganjurkan masyarakat untuk tidak memakai pakaian bekas. Apalagi jika tidak terdeteksi apakah bekas dalam pengertian baru karena belum pernah dipakai, atau telah digunakan sebelumnya dan sengaja dijual lagi atau bisa jadi baju bekas tanpa ada perlakuan dicuci.
Ia mengingatkan, paling fatal menggunakan baju bekas, adalah adanya kuman penyebab penyakit kulit yang disebabkan jamur dan bakteri, ataupun dapat menyebabkan penyakit berbahaya lainnya akibat infeksi virus.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Gorontalo ini, sangat menyarankan masyarakat untuk sebaiknya tidak membeli pakaian bekas impor karena tidak jelas kebersihannya, walaupun harganya jauh lebih murah.
Karlina (44), warga Gorontalo, mengaku beberapa kali membeli baju bekas impor. Orang lokal sering menyebutnya dengan nama Cabo (cakar bongkar).
"Saya beberapa kali tergoda membeli baju bekas impor, sebab dijual dengan harga sangat murah," katanya.
Jika beruntung kata perempuan berjilbab ini, pembeli bisa mendapatkan baju dengan merk terkenal, dengan kualitas yang masih sangat bagus.
Tapi untuk mendapatkan baju seperti itu, pembeli harus rela berdesak-desakan untuk memilih-milih dari sekian banyak tumpukan baju bekas.
"Seringkali harga untuk atasan bisa dibeli Rp6 ribu hingga Rp25 ribu per lembar. Kalau celana atau rok, biasanya Rp15 ribu hingga Rp70 ribu per lembar. Jarang juga pedagang menjual Rp100 ribu per lembar atau di atasnya. Harga baju bekas impor memang sangat menggoda," kata Karlina.***
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2023