Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, menyebutkan produksi pangan di daerah ini mampu terjaga.

Kepala Bidang Pertanian Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan setempat, Hence Tampanguma, Selasa di Gorontalo mengatakan, produksi beras/tahun di daerah ini mencapai 55.000 ton.

Menurutnya potensi lahan sawah di daerah ini mencapai 13 ribuan hektare. Namun yang optimal termanfaatkan hanya 11.000 hektare per tahun untuk dua kali musim tanam.

Sehingga produksi gabah kering panen yang rata-rata mencapai 5 ton/hektare mencapai 55.000 ton/tahun.

"Jika dikonversi ke beras persentase produksinya mencapai 65 persen, maka produksi beras di daerah ini setiap tahun mencapai 37.750 ton/tahun," ujar Hence.

Sedangkan kebutuhan konsumsi di daerah ini mencapai 125 kilo gram/jiwa/kapita/tahun untuk 122 ribu jiwa penduduk tersebar di 11 kecamatan, mencapai 15.250 ribu ton/tahun.

Maka surplus beras di daerah ini mencapai 22.500 ton/hektare/tahun.

"Sehingga dipastikan Gorontalo Utara tidak akan mengalami rawan pangan," ujarnya.

Namun, gerakan optimasi lahan pertanian terus dilakukan melalui penguatan lembaga distribusi masyarakat yang digerakkan melalui gabungan kelompok tani (gapoktan).

Melalui penyaluran bibit, pupuk maupun membangun lumbung pangan di daerah ini. Saat ini kata Hence, ada 16 lumbung pangan tersebar di 11 kecamatan.

Lumbung pangan tersebut diharapkan menjadi tempat menyimpan cadangan pangan bagi daerah ini, mengingat pihaknya selaku instansi teknis bersinergi dengan pihak Badan Penyuluhan Pertanian Peternakan Perikanan dan Kehutanan (BP4K), terus memberikan pembimbingan kepada petani melalui kelompok-kelompok tani untuk merubah pola pikir mereka.

Seperti, saat musim panen petani mampu memproduksi 5 ton per hektare, maka jangan sampai produksi tersebut dijual keseluruhan, agar petani bisa menikmati hasil jerih payahnya dalam bentuk beras dan uang.

Petani akan kembali menjual produksi gabah kering panen mereka ke lumbung pangan yang disiapkan pemerintah daerah melalui gapoktan dengan harga normal.

Sehingga keuntungan bisa diraih, apalagi harga beras di daerah ini sedang naik dikisaran Rp9.000-Rp11.000/liter.

Hence menambahkan, tingginya harga beras di daerah ini mengingat produksi beras secara keseluruhan di Provinsi Gorontalo tidak merata.

"Beberapa daerah mengalami gagal panen, sedangkan Gorontalo Utara pada musim tanam rendengan lalu berhasil melakukan panen sehingga produksi beras mampu stabil meskipun permintaan pasokan beras dari daerah lain memang sangat tinggi yang ikut memicu naiknya harga beras di daerah ini," ujarnya.

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016