Narapidana bersama petugas merayakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di masjid At Taubah Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Pohuwato, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan Irman Jaya di Pohuwato, Rabu mengatakan kegiatan itu dapat menjadi wahana pembinaan rohani bagi seluruh warga binaan.
Ia mengungkapkan, dengan semangat kebersamaan dan keagamaan, Lapas Pohuwato berupaya menciptakan lingkungan yang mendukung pembinaan warga binaan untuk kembali berkontribusi positif dalam masyarakat.
"Perayaan Maulid Nabi ini tidak hanya menjadi momentum keagamaan, tetapi juga sebagai bagian dari upaya pembinaan untuk mengembangkan nilai-nilai positif dan spiritualitas di dalam lapas," kata Irman Jaya.
Ia menjelaskan momen ini diharapkan mampu memberikan inspirasi dan motivasi bagi warga binaan dalam mengubah arah hidup mereka setelah menjalani masa hukuman.
Sementara itu, Ustad Rahmat Djafar menyampaikan makna mendalam dari Maulid Nabi Muhammad SAW. Bahwa peringatan itu bukan sekadar ritual keagamaan, tetapi juga momentum untuk merenungkan teladan luar biasa yang diberikan oleh Nabi dalam kehidupannya.
"Maulid seharusnya menjadi pemicu refleksi diri, mendorong setiap individu untuk mengintip ke dalam hati mereka sendiri dan mempertimbangkan sejauh mana ajaran Nabi tercermin dalam tindakan sehari-hari. Ajaran kasih sayang, toleransi, dan keadilan yang menjadi pijakan utama dalam kehidupan Nabi," ungkap Rahmat.
Pada kesempatan itu, ia membahas pentingnya mengambil hikmah dari kisah kehidupan Nabi sebagai pedoman hidup. Dia mendorong warga binaan untuk melihat Maulid sebagai kesempatan untuk memulai perubahan positif dalam perilaku dan pemikiran mereka, serta untuk mendekatkan diri kepada nilai-nilai kebaikan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
"Dengan penuh semangat, ceramah ini tidak hanya memberikan wawasan keagamaan, tetapi juga menginspirasi para pendengar untuk mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka di dalam dan di luar penjara," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2023
Kepala Lembaga Pemasyarakatan Irman Jaya di Pohuwato, Rabu mengatakan kegiatan itu dapat menjadi wahana pembinaan rohani bagi seluruh warga binaan.
Ia mengungkapkan, dengan semangat kebersamaan dan keagamaan, Lapas Pohuwato berupaya menciptakan lingkungan yang mendukung pembinaan warga binaan untuk kembali berkontribusi positif dalam masyarakat.
"Perayaan Maulid Nabi ini tidak hanya menjadi momentum keagamaan, tetapi juga sebagai bagian dari upaya pembinaan untuk mengembangkan nilai-nilai positif dan spiritualitas di dalam lapas," kata Irman Jaya.
Ia menjelaskan momen ini diharapkan mampu memberikan inspirasi dan motivasi bagi warga binaan dalam mengubah arah hidup mereka setelah menjalani masa hukuman.
Sementara itu, Ustad Rahmat Djafar menyampaikan makna mendalam dari Maulid Nabi Muhammad SAW. Bahwa peringatan itu bukan sekadar ritual keagamaan, tetapi juga momentum untuk merenungkan teladan luar biasa yang diberikan oleh Nabi dalam kehidupannya.
"Maulid seharusnya menjadi pemicu refleksi diri, mendorong setiap individu untuk mengintip ke dalam hati mereka sendiri dan mempertimbangkan sejauh mana ajaran Nabi tercermin dalam tindakan sehari-hari. Ajaran kasih sayang, toleransi, dan keadilan yang menjadi pijakan utama dalam kehidupan Nabi," ungkap Rahmat.
Pada kesempatan itu, ia membahas pentingnya mengambil hikmah dari kisah kehidupan Nabi sebagai pedoman hidup. Dia mendorong warga binaan untuk melihat Maulid sebagai kesempatan untuk memulai perubahan positif dalam perilaku dan pemikiran mereka, serta untuk mendekatkan diri kepada nilai-nilai kebaikan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
"Dengan penuh semangat, ceramah ini tidak hanya memberikan wawasan keagamaan, tetapi juga menginspirasi para pendengar untuk mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka di dalam dan di luar penjara," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2023