Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Gorontalo Roni Sampir menyebut tradisi Tumbilotohe atau malam pasang lampu dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo.

"Tradisi ini dapat mendorong perekonomian karena bahan baku yang dijual untuk membuat lampu minyak dan lainnya," ucap Sekda di Gorontalo, Ahad.

Pada perayaan Tumbilotohe, masyarakat di daerah itu membuat berbagai ornamen dari bambu, lampu minyak dari botol bekas maupun lampu hias.

Contohnya lampu minyak dari botol bekas yang dijual dengan harga Rp10 ribu untuk enam buah botol, sumbu lampu Rp10 ribu untuk 10 buah hingga konsumsi minyak tanah dan minyak kelapa sebagai bahan bakar.

Tradisi yang digelar selama tiga hari sebelum Idul Fitri ini juga kata Roni Sampir, dapat menjadi daya tarik pariwisata di daerah itu.

"Saya berharap semarak Tumbilotohe menjadi wisata religi di Gorontalo, dan dapat terus dilestarikan pelaksanaannya," harap dia.

Pada malam pasang lampu kata Sekda, masyarakat secara bergotong royong menghiasi halaman rumah, tepi jalan, lapangan hingga masjid dengan lampu botol dan hias.

Ia pun mengajak seluruh masyarakat untuk tetap menjaga keamanan dan ketertiban selama pelaksanaan tradisi tahunan itu, agar berjalan dengan lancar, aman dan sukses.

Sebelumnya, Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo mengajak masyarakat Kabupaten Gorontalo untuk merayakan tradisi Tumbilotohe dengan penuh makna menyambut Lailatul Qadar.

"Kita bergembira, berbahagia hari ini dalam rangka mengakhiri Ramadhan sesuai tradisi Gorontalo," ucap Nelson.
 
Seorang petugas adat menyalakan lampu minyak pada perayaan tradisi Tumbilotohe atau malam pasang lampu di Limboto, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo. ANTARA/Adiwinata Solihin

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Debby H. Mano


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024