Penjabat (Pj) Gubernur Gorontalo Rudy Salahuddin mengatakan lomba bertutur sangat efektif dalam meningkatkan kegemaran membaca di kalangan generasi muda, khususnya pelajar, sejak dari usia dini.
Ia mengatakan hal itu pada lomba bertutur bagi siswa-siswi Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) tingkat Provinsi Gorontalo, Kamis. Kegiatan tersebut dirangkaikan dengan pengukuhan Bunda Literasi berlangsung di Kota Gorontalo.
Berdasarkan data dari UNESCO, lanjutnya, tingkat literasi Indonesia sangat rendah yakni berada di angka 0,001 persen.
Khusus Indeks Kegemaran Membaca (IKM) masyarakat Gorontalo berada pada angka 64,59 persen, sementara Indeks Pembangunan Masyarakat Literasi (IPLM) berada pada angka 70,39 persen.
Angka tersebut memang terbilang baik, kata dia, namun harus terus ditingkatkan.
"Jika mengacu dari angka ini, tentunya sudah cukup baik. Namun perlu peningkatan yang lebih baik untuk memastikan Gorontalo sebagai provinsi dengan penghasil sumber daya manusia yang unggul," kata Rudy.
Ia mengingatkan generasi muda bahwa Gorontalo pernah melahirkan sastrawan-sastrawan hebat pada zamannya.
Ada nama Hans Bague Jassin dan JS Badudu yang dikenal dengan karya-karyanya. Melalui kegiatan literasi diharapkan bisa melahirkan kembali sastrawan hebat pada masa depan.
"Lomba bertutur hari ini semoga juga bisa dikaitkan dengan literasi digital. Jadi bukan hanya secara konvensional kita membaca buku, tapi bisa di mana saja. Ini sekaligus meningkatkan literasi digital kita. Dan juga sangat berkaitan erat dengan kita bisa produktif dalam menulis. Jadi dengan membaca, kita otomatis bisa menulis dan bisa membuat karya sastra atau karya-karya baru," katanya.
Rudy pun mengukuhkan Djoewiati Kentjana Soebrata sebagai Bunda Literasi Gorontalo.
Ia berharap dengan adanya Bunda Literasi dapat mendorong percepatan peningkatan tingkat literasi bagi masyarakat Gorontalo.
Rudy turut meluncurkan perpustakaan online yang dikelola oleh Dinas Arsip dan Perpustakaan Provinsi. Perpustakaan tersebut dinamakan Iarpusgorontalo Digital Library.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024
Ia mengatakan hal itu pada lomba bertutur bagi siswa-siswi Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) tingkat Provinsi Gorontalo, Kamis. Kegiatan tersebut dirangkaikan dengan pengukuhan Bunda Literasi berlangsung di Kota Gorontalo.
Berdasarkan data dari UNESCO, lanjutnya, tingkat literasi Indonesia sangat rendah yakni berada di angka 0,001 persen.
Khusus Indeks Kegemaran Membaca (IKM) masyarakat Gorontalo berada pada angka 64,59 persen, sementara Indeks Pembangunan Masyarakat Literasi (IPLM) berada pada angka 70,39 persen.
Angka tersebut memang terbilang baik, kata dia, namun harus terus ditingkatkan.
"Jika mengacu dari angka ini, tentunya sudah cukup baik. Namun perlu peningkatan yang lebih baik untuk memastikan Gorontalo sebagai provinsi dengan penghasil sumber daya manusia yang unggul," kata Rudy.
Ia mengingatkan generasi muda bahwa Gorontalo pernah melahirkan sastrawan-sastrawan hebat pada zamannya.
Ada nama Hans Bague Jassin dan JS Badudu yang dikenal dengan karya-karyanya. Melalui kegiatan literasi diharapkan bisa melahirkan kembali sastrawan hebat pada masa depan.
"Lomba bertutur hari ini semoga juga bisa dikaitkan dengan literasi digital. Jadi bukan hanya secara konvensional kita membaca buku, tapi bisa di mana saja. Ini sekaligus meningkatkan literasi digital kita. Dan juga sangat berkaitan erat dengan kita bisa produktif dalam menulis. Jadi dengan membaca, kita otomatis bisa menulis dan bisa membuat karya sastra atau karya-karya baru," katanya.
Rudy pun mengukuhkan Djoewiati Kentjana Soebrata sebagai Bunda Literasi Gorontalo.
Ia berharap dengan adanya Bunda Literasi dapat mendorong percepatan peningkatan tingkat literasi bagi masyarakat Gorontalo.
Rudy turut meluncurkan perpustakaan online yang dikelola oleh Dinas Arsip dan Perpustakaan Provinsi. Perpustakaan tersebut dinamakan Iarpusgorontalo Digital Library.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024