Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, terus mengantisipasi masuknya paham-paham radikal maupun pergerakan terorisme di tengah masyarakat.
"Terlebih Kabupaten Pohuwato merupakan batas antara Provinsi Gorontalo dan Sulawesi Tengah, tentunya diawasi juga semacam pergerakan teroris Santoso," kata Kepala Badan Kesbangpol Pohuwato Wandy Gobel, Sabtu.
Meski belum ditemukan ada ancaman seperti itu, namun pihaknya mengingatkan kepada warga untuk tetap waspada dengan memperhatikan ideologi baru yang masuk di masyarakat.
"Jika ada paham yang melenceng dari yang sudah dikenal, maka lebih baik untuk tidak bergabung," ungkapnya.
Ia menjelaskan, untuk mencegah masuknya paham garis keras, pihaknya selalu melakukan pemantauan di masyarakat juga giat melakukan sosialisasi.
Selain itu Kesbangpol telah melakukan kerja sama dengan pihak-pihak terkait, misalnya Polisi, TNI dan Badan Intelejen Negara (BIN).
"Bahkan petugas dari kami selama 24 jam memantau di lapangan untuk memastikan jika pergerakan garis keras tidak beredar di masyarakat," katanya.
Ia menambahkan, atas kerja keras tim Kesbangpol di lapangan, maka masyarakatnya tidak ada yang ikut bergabung di pergerakan Gafatar.
"Beruntung kami langsung melakukan pencegahan dini dengan melayangkan surat pemberitahuan ke masyarakat beberapa waktu lalu tentang kegiatan Gafatar, agar jangan bergabung di sana sebelum pergerakan itu dilarang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016
"Terlebih Kabupaten Pohuwato merupakan batas antara Provinsi Gorontalo dan Sulawesi Tengah, tentunya diawasi juga semacam pergerakan teroris Santoso," kata Kepala Badan Kesbangpol Pohuwato Wandy Gobel, Sabtu.
Meski belum ditemukan ada ancaman seperti itu, namun pihaknya mengingatkan kepada warga untuk tetap waspada dengan memperhatikan ideologi baru yang masuk di masyarakat.
"Jika ada paham yang melenceng dari yang sudah dikenal, maka lebih baik untuk tidak bergabung," ungkapnya.
Ia menjelaskan, untuk mencegah masuknya paham garis keras, pihaknya selalu melakukan pemantauan di masyarakat juga giat melakukan sosialisasi.
Selain itu Kesbangpol telah melakukan kerja sama dengan pihak-pihak terkait, misalnya Polisi, TNI dan Badan Intelejen Negara (BIN).
"Bahkan petugas dari kami selama 24 jam memantau di lapangan untuk memastikan jika pergerakan garis keras tidak beredar di masyarakat," katanya.
Ia menambahkan, atas kerja keras tim Kesbangpol di lapangan, maka masyarakatnya tidak ada yang ikut bergabung di pergerakan Gafatar.
"Beruntung kami langsung melakukan pencegahan dini dengan melayangkan surat pemberitahuan ke masyarakat beberapa waktu lalu tentang kegiatan Gafatar, agar jangan bergabung di sana sebelum pergerakan itu dilarang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016