Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai pola penularan Mpox yang menyerang kelompok anak di Afrika.  

Dalam rapat terbatas yang berlangsung Selasa di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Presiden Jokowi bertanya kepada Menkes mengapa banyak anak-anak yang terkena virus tersebut, mengingat penularannya biasanya melibatkan kontak fisik.

"Tadi Bapak Presiden sempat tanya, Pak Menkes, kalau ini mirip HIV-AIDS penularannya kontaknya fisik, kok banyak anak-anak?" kata Menkes menirukan pertanyaan Presiden kepada dirinya.  

Menjawab pertanyaan tersebut, Menkes Budi menjelaskan bahwa di Afrika, di mana kasus serupa sering ditemukan, anak-anak berisiko tertular karena sering berbagi barang-barang pribadi seperti baju, handuk, dan selimut, serta tidur dalam satu tempat tidur dengan orang dewasa yang terinfeksi.  

Menurut Budi, Mpox memiliki pola penularan yang identik dengan HIV-AIDS, berupa kontak langsung dengan cairan tubuh dari penderita.

Orang tua atau pengasuh yang terinfeksi Mpox, menjadi salah satu alasan mengapa anak-anak bisa terkena virus ini, kata Budi menambahkan.

Penjelasan Budi tersebut diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih dalam kepada masyarakat mengenai pola penyebaran penyakit ini di komunitas.

Menkes Budi menjelaskan bahwa obat untuk penyakit ini sudah tersedia dari berbagai sumber, termasuk Amerika Serikat dan India.   

Menkes Budi mengungkapkan bahwa vaksin untuk penyakit ini juga telah ada. Bagi mereka yang lahir sebelum tahun 1970-an, seperti dirinya, vaksin cacar yang pernah diterima memberikan proteksi tambahan.

Untuk generasi muda, kata Budi, vaksin baru telah dikembangkan, dengan salah satunya diproduksi di Denmark dan Jepang.

Indonesia telah mengimpor 1.000 dosis vaksin dari Denmark pada tahun 2022 dan telah diberikan kepada individu dengan risiko tinggi.

 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menkes jelaskan ke Presiden tentang penularan Mpox pada anak di Afrika

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Debby H. Mano


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024