Pelaksana Tugas Penanggung Jawab Museum Kebangkitan Nasional (Muskitnas) Brahmantara mengajak para pemuda, khususnya generasi Z (gen Z) untuk memanfaatkan media sosial (medsos) sebagai sarana menyebarkan museum sebagai ruang publik.
"Museum ini kan satu ruang publik yang memiliki satu nilai yang sangat tinggi kalau kita berbicara tentang historical value (nilai sejarah). Sementara, gen Z itu kan memiliki perilaku yang spesifik, sehingga nanti harapannya lewat media sosial dan jejaring mereka, dapat menyebarkan ke teman-temannya untuk mewujudkan museum sebagai ruang publik," katanya di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, Jumat.
Ia menegaskan tata kelola museum saat ini telah mengalami transformasi yang luar biasa, yang mana beberapa tahun ke belakang, masyarakat dapat melihat fenomena museum sebagai ruang publik yang dinamikanya naik dan turun.
"Jadi, beberapa segmentasi publik merasakan sekali, itu turun, dan museum tidak menjadi satu ruang yang memberikan ketertarikan. Maka, saat ini, melalui museum dan cagar budaya atau Indonesian Heritage Agency (IHA) melalui program pilar reimajinasi, kita punya reprogramming, jadi bagaimana kita menginisiasi program yang inovatif dan berkelanjutan, dalam konteks bagaimana mewujudkan museum sebagai ruang publik," paparnya.
Selain itu, ia juga menyatakan pihaknya terus meningkatkan dan membenahi fasilitas layanan tidak hanya dari segi interior saja, tetapi mengembalikan narasi yang menjadi ciri khas dari setiap museum.
"Kami mengembalikan narasi terkait substansi di masing-masing museum. Seperti di Museum Kebangkitan Nasional ini, jadi mengembalikan narasi sejarahnya dulu seperti apa pada masing-masing museum. Kita mulai dari narasi untuk memberikan ketertarikan kepada generasi muda,” tuturnya.
Ia juga menyebutkan salah satu program strategis prioritas dari IHA yakni immersive museum yang menampilkan narasi-narasi yang interaktif tentang museum.
"Lalu ada diksi baru, digital twin yang merupakan bagian dari digital asset management, itu menjadi program strategis prioritas juga yang saat ini dilakukan oleh IHA untuk membangun satu framework yang holistik dan berkelanjutan, sehingga publik yang selama ini terbatas informasinya, bisa mendapatkan akses yang utuh, menyeluruh, dan lengkap,” ucapnya.
Sementara itu, salah satu Siswa kelas XII dari SMAK Penabur Bandung, Jawa Barat, Phillip Matthew Chandra yang menjadi pemenang dalam ajang Museum Kebangkitan Nasional Model United Nations (Muskitnas MUN) 2024 menyampaikan pentingnya generasi muda menggemari sejarah sebagai fungsi rekreatif.
"Suka sejarah itu enggak usah hobi, enggak usah kita kerjanya berhubungan dengan sejarah. Saya belajar dari guru kalau sejarah itu punya fungsi rekreatif, kalau kita terhubung dengan sejarah, lanjutkan dan pelajari sedalam-dalamnya, karena di luar kegunaan nyatanya, sejarah itu sangat menghibur," ujarnya.
Menurutnya, masyarakat dapat belajar banyak dari museum dan tidak sekadar tentang masa lalu, tetapi juga cara kerja dunia.
"Kita bisa belajar banyak dari museum, jadi saya mengajak kepada teman-teman, para pemuda, kalau punya kesempatan mengunjungi museum apa saja, kunjungilah. Museum Geologi misalnya, kita bisa belajar banyak hal karena dari belajar sejarah secara fisik dari museum, kita bisa mempelajari cara kerja di dunia bahkan, pola-pola yang terjadi di sejarah, berfungsi sekali untuk mengetahui itu," tuturnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gen Z diajak manfaatkan medsos sebarkan museum sebagai ruang publik
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024
"Museum ini kan satu ruang publik yang memiliki satu nilai yang sangat tinggi kalau kita berbicara tentang historical value (nilai sejarah). Sementara, gen Z itu kan memiliki perilaku yang spesifik, sehingga nanti harapannya lewat media sosial dan jejaring mereka, dapat menyebarkan ke teman-temannya untuk mewujudkan museum sebagai ruang publik," katanya di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta, Jumat.
Ia menegaskan tata kelola museum saat ini telah mengalami transformasi yang luar biasa, yang mana beberapa tahun ke belakang, masyarakat dapat melihat fenomena museum sebagai ruang publik yang dinamikanya naik dan turun.
"Jadi, beberapa segmentasi publik merasakan sekali, itu turun, dan museum tidak menjadi satu ruang yang memberikan ketertarikan. Maka, saat ini, melalui museum dan cagar budaya atau Indonesian Heritage Agency (IHA) melalui program pilar reimajinasi, kita punya reprogramming, jadi bagaimana kita menginisiasi program yang inovatif dan berkelanjutan, dalam konteks bagaimana mewujudkan museum sebagai ruang publik," paparnya.
Selain itu, ia juga menyatakan pihaknya terus meningkatkan dan membenahi fasilitas layanan tidak hanya dari segi interior saja, tetapi mengembalikan narasi yang menjadi ciri khas dari setiap museum.
"Kami mengembalikan narasi terkait substansi di masing-masing museum. Seperti di Museum Kebangkitan Nasional ini, jadi mengembalikan narasi sejarahnya dulu seperti apa pada masing-masing museum. Kita mulai dari narasi untuk memberikan ketertarikan kepada generasi muda,” tuturnya.
Ia juga menyebutkan salah satu program strategis prioritas dari IHA yakni immersive museum yang menampilkan narasi-narasi yang interaktif tentang museum.
"Lalu ada diksi baru, digital twin yang merupakan bagian dari digital asset management, itu menjadi program strategis prioritas juga yang saat ini dilakukan oleh IHA untuk membangun satu framework yang holistik dan berkelanjutan, sehingga publik yang selama ini terbatas informasinya, bisa mendapatkan akses yang utuh, menyeluruh, dan lengkap,” ucapnya.
Sementara itu, salah satu Siswa kelas XII dari SMAK Penabur Bandung, Jawa Barat, Phillip Matthew Chandra yang menjadi pemenang dalam ajang Museum Kebangkitan Nasional Model United Nations (Muskitnas MUN) 2024 menyampaikan pentingnya generasi muda menggemari sejarah sebagai fungsi rekreatif.
"Suka sejarah itu enggak usah hobi, enggak usah kita kerjanya berhubungan dengan sejarah. Saya belajar dari guru kalau sejarah itu punya fungsi rekreatif, kalau kita terhubung dengan sejarah, lanjutkan dan pelajari sedalam-dalamnya, karena di luar kegunaan nyatanya, sejarah itu sangat menghibur," ujarnya.
Menurutnya, masyarakat dapat belajar banyak dari museum dan tidak sekadar tentang masa lalu, tetapi juga cara kerja dunia.
"Kita bisa belajar banyak dari museum, jadi saya mengajak kepada teman-teman, para pemuda, kalau punya kesempatan mengunjungi museum apa saja, kunjungilah. Museum Geologi misalnya, kita bisa belajar banyak hal karena dari belajar sejarah secara fisik dari museum, kita bisa mempelajari cara kerja di dunia bahkan, pola-pola yang terjadi di sejarah, berfungsi sekali untuk mengetahui itu," tuturnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gen Z diajak manfaatkan medsos sebarkan museum sebagai ruang publik
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024