Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Perpindahan masyarakat dari desa ke kota atau
urbanisasi saat arus balik Lebaran diprediksi masih terus berlanjut di
tengah desentralisasi yang sudah ditetapkan di Indonesia.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016
Lazim
terjadi, pemudik membawa satu atau beberapa kerabatnya ke kota besar di
mana dia bermukim, untuk mengadu nasib. Suatu penelitian beberapa tahun
lalu menyatakan, saban Lebaran usai, DKI Jakarta ketambahan 100.000
"warga baru".
"Walaupun era desentralisasi telah diimplementasikan, akan tetapi pusat pertumbuhan ekonomi masih terkonsentrasi di kota-kota besar," kata ahli sosiologi, Nia Elvina, saat dihubungi dari Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, sistem pembangunan saat ini belum berpihak pada pedesaan, sehingga desentralisasi belum bisa meningkatkan pembangunan di daerah-daerah.
Ia menambahkan, dibutuhkan kebijakan-kebijakan dari pemerintah kota, pemerintah daerah maupun DPRD yang lebih konstruktif untuk mempercepat pembangunan pedesaan.
"Asumsinya, jika pedesaan maju, maka urbanisasi akan minim. Orang akan enggan ke kota, karena di pedesaan juga tersedia lapangan pekerjaan dan penghidupan yang layak," katanya.
Kendati membutuhkan waktu, berbagai kebijakan tersebut perlu diterapkan secara optimal, mengingat urbanisasi menyebabkan beban sosial baru bagi kota.
Terlebih, masyarakat yang melakukan urbanisasi tak dibekali pendidikan dan keahlian mumpuni, sehingga berpotensi menambah jumlah pengemis dan gelandangan baru di kota-kota.
"Walaupun era desentralisasi telah diimplementasikan, akan tetapi pusat pertumbuhan ekonomi masih terkonsentrasi di kota-kota besar," kata ahli sosiologi, Nia Elvina, saat dihubungi dari Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, sistem pembangunan saat ini belum berpihak pada pedesaan, sehingga desentralisasi belum bisa meningkatkan pembangunan di daerah-daerah.
Ia menambahkan, dibutuhkan kebijakan-kebijakan dari pemerintah kota, pemerintah daerah maupun DPRD yang lebih konstruktif untuk mempercepat pembangunan pedesaan.
"Asumsinya, jika pedesaan maju, maka urbanisasi akan minim. Orang akan enggan ke kota, karena di pedesaan juga tersedia lapangan pekerjaan dan penghidupan yang layak," katanya.
Kendati membutuhkan waktu, berbagai kebijakan tersebut perlu diterapkan secara optimal, mengingat urbanisasi menyebabkan beban sosial baru bagi kota.
Terlebih, masyarakat yang melakukan urbanisasi tak dibekali pendidikan dan keahlian mumpuni, sehingga berpotensi menambah jumlah pengemis dan gelandangan baru di kota-kota.
Editor : Hence Paat
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016