Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo terus mengembangkan kain sulaman khas Gorontalo karawo untuk menggerakkan perekonomian UMKM daerah setempat.

Hal tersebut diungkapkan Pj Gubernur Gorontalo Rudy Salahuddin pada kegiatan workshop pengembangan dan pemberdayaan UMKM karawo yang digelar oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia di Kota Gorontalo, Rabu.

"Sulaman karawo memiliki potensi besar sebagai produk budaya yang dapat diintegrasikan dengan sektor ekonomi lainnya salah satunya pariwisata," ucap dia.

Menurut Rudy, karawo dapat menggerakkan ekonomi rumah tangga, pemberdayaan perempuan serta memenuhi permintaan produk wastra nusantara dan fesyen di tingkat nasional.

"Oleh karena itu, regenerasi perajin dan desainer muda karawo menjadi sangat penting untuk memastikan keberlanjutan pengembangan UMKM dan Karawo di masa depan," ujar dia.

Ia melihat beberapa desainer lokal Gorontalo sudah menunjukkan peran aktif dalam mengembangkan karawo dan mereka perlu mendapat dukungan serta bimbingan lebih lanjut.

Sebanyak 47 desainer dan perajin karawo se Provinsi Gorontalo mengikuti kegiatan pengembangan dan pemberdayaan yang digelar Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI bersama dengan PT Bank Mandiri dan Tim Jadi Gini Belajar Bersama (JGBB).

Asisten Deputi Koperasi dan UMKM, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Herfan Brilianto Mursabdo mengatakan bahwa pihaknya telah mengidentifikasi program pemberdayaan UMKM di sektor kriya dan fesyen khususnya produk karawo sebagai salah satu sektor potensial.

"Karawo dapat diangkat untuk memberdayakan ekonomi perempuan, serta mengakselerasi pertumbuhan ekonomi daerah Gorontalo," ucap dia.

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Debby H. Mano


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024