Petugas dan warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Pohuwato, UPT Kanwil Kemenkumham Gorontalo menggelar tradisi walima dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Kepala Lapas Pohuwato Tristiantoro Adi Wibowo di Pohuwato, Rabu mengatakan bahwa peringatan Maulid Nabi tersebut merupakan salah satu upaya untuk membina spiritualitas dan mempererat tali silaturahmi di antara warga binaan.
"Kami berharap kegiatan ini dapat menambah keimanan dan membawa kedamaian di dalam lingkungan Lapas," ujar Adi Wibowo.
Menurutnya, Maulid Nabi ini merupakan bagian terpenting dari program pembinaan mental dan spiritual bagi warga binaan dan bukan sekadar seremonial tetapi mampu menjadi momen refleksi bagi warga binaan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menjadi pribadi yang lebih baik.
Pada tradisi walima, panitia kegiatan menyiapkan tolangga atau wadah besar yang diisi dengan berbagai makanan, kudapan, buah dan minuman.
"Tradisi berebut tolanga ini merupakan simbol kebersamaan, kerukunan, dan berbagi keberkahan, yang kami harap dapat mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari," ucap dia.
Ia menekankan bahwa, kegiatan keagamaan seperti itu akan terus ditingkatkan guna mendukung proses pembinaan warga binaan sehingga mereka siap kembali ke masyarakat dengan perubahan yang lebih baik.
Kegiatan diisi dengan ceramah agama, pembacaan salawat, dan tradisi khas Maulid. Warga binaan antusias dalam mengikuti setiap acara, terutama pada saat berebut tolanga, yang menjadi puncak kemeriahan Maulid di Lapas Pohuwato.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024
Kepala Lapas Pohuwato Tristiantoro Adi Wibowo di Pohuwato, Rabu mengatakan bahwa peringatan Maulid Nabi tersebut merupakan salah satu upaya untuk membina spiritualitas dan mempererat tali silaturahmi di antara warga binaan.
"Kami berharap kegiatan ini dapat menambah keimanan dan membawa kedamaian di dalam lingkungan Lapas," ujar Adi Wibowo.
Menurutnya, Maulid Nabi ini merupakan bagian terpenting dari program pembinaan mental dan spiritual bagi warga binaan dan bukan sekadar seremonial tetapi mampu menjadi momen refleksi bagi warga binaan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menjadi pribadi yang lebih baik.
Pada tradisi walima, panitia kegiatan menyiapkan tolangga atau wadah besar yang diisi dengan berbagai makanan, kudapan, buah dan minuman.
"Tradisi berebut tolanga ini merupakan simbol kebersamaan, kerukunan, dan berbagi keberkahan, yang kami harap dapat mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari," ucap dia.
Ia menekankan bahwa, kegiatan keagamaan seperti itu akan terus ditingkatkan guna mendukung proses pembinaan warga binaan sehingga mereka siap kembali ke masyarakat dengan perubahan yang lebih baik.
Kegiatan diisi dengan ceramah agama, pembacaan salawat, dan tradisi khas Maulid. Warga binaan antusias dalam mengikuti setiap acara, terutama pada saat berebut tolanga, yang menjadi puncak kemeriahan Maulid di Lapas Pohuwato.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024