Pendukung timnas Indonesia yang hendak menyaksikan pertandingan Tim Garuda secara langsung di stadion kini wajib memiliki Garuda ID.
Garuda ID merupakan identitas digital yang wajib digunakan saat membeli tiket pertandingan Timnas Indonesia.
Munculnya Garuda ID bertepatan dengan naiknya animo masyarakat untuk menyaksikan timnas sepak bola Indonesia yang kini berlaga di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Dalam beberapa laga terakhir, tiket untuk penonton dari seluruh kategori kerap ludes terjual, bahkan sejak jauh-jauh hari sebelum pertandingan dimulai, misalnya dalam laga kontra Australia pada September dan melawan Filipina di pertengahan tahun ini.
Stadion Utama Gelora Bung Karno yang berdaya tampung 78.000 penonton nyatanya tak cukup untuk meladeni tingginya minat suporter yang ingin menyaksikan tim asuhan Shin Tae-yong secara langsung dari pinggir lapangan.
Akibatnya, beberapa masalah pun terjadi. Mulai dari masuknya penonton tanpa tiket, jumlah penonton yang melebihi kapasitas stadion, hingga penonton yang tak kebagian kursi kendati mereka telah membeli tiket secara resmi.
Aspek keamanan pun menjadi sorotan ketika stadion terlalu padat bahkan melebihi kapasitas stadion. Keamanan di pintu masuk dan efektifitas tiket pun menjadi perhatian utama ketika penonton tanpa tiket -- termasuk pedagang asongan -- bisa masuk ke tribun stadion.
Misalnya dalam laga melawan Australia di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada 10 September, seorang pedagang otak-otak menjadi viral karena bisa berjualan di tribun penonton saat pertandingan berlangsung.
Untuk itu, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mengenalkan Garuda ID sebagai sistem baru sebagai preventif guna mengatasi sejumlah masalah yang sering terjadi saat menyaksikan pertandingan di stadion.
PSSI tentunya tidak bekerja sendirian. Induk sepak bola nusantara itu menjalin kerja sama dengan pihak ketiga yang lebih berpengalaman dan profesional dalam menangani keramaian.
Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga menjelaskan bahwa PSSI sudah mengganti sistem keamanan kemudian menuntaskan tender kepada pihak ketiga.
Dengan demikian, pendataan dan pembelian tiket untuk suporter hanya terpusat pada dua platform yakni laman KitaGaruda.id dan PSSI.org, dengan harapan praktik percaloan, tiket palsu hingga lolosnya penonton tanpa tiket bisa diatasi.
Jemput bola
Proses pendaftaran akun Garuda ID memang mudah dan gratis. Masyarakat hanya perlu menyiapkan kartu identitas serta foto wajah yang jelas sebagai basis data suporter untuk menyaksikan laga di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Namun suporter Indonesia bukan hanya kalangan muda yang melek digital. Terdapat kelompok suporter lain yang perlu pendampingan untuk memiliki identitas digital Garuda ID.
PSSI pun paham kondisi tersebut dengan "jemput bola" membuka pendaftaran offline di sebanyak 24 titik di Jakarta.
Dengan adanya pendaftaran offline, suporter timnas yang kesulitan registrasi melalui digital bisa meminta bantuan petugas di lokasi yang telah ditentukan, sehingga proses pendaftaran menjadi lebih mudah dan cepat.
Seluruh titik pendaftaran offline itu tersebar di beberapa lokasi, termasuk Stadion Utama Gelora Bung Karno, Garuda Store, pusat perbelanjaan, dan stasiun MRT dengan periode daftar yang berbeda-beda.
Misalnya titik-titik pendaftaran di Stadion Utama Gelora Bung Karno dibuka hingga tanggal 9 November 2024, sedangkan pendaftaran di Stasiun MRT Dukuh Atas, MRT Cipete Raya, MRT Senayan dan Garuda Store Sarinah berlangsung hingga 19 November.
Sejumlah pusat perbelanjaan modern pun membuka gerai pendaftaran hingga 17 November meliputi Botani Square, Marco City Depok, hingga AEON BSD dan Tangerang City Mal.
Banyaknya pilihan untuk membuat akun Garuda ID, baik offline maupun online, menunjukkan upaya serius PSSI untuk membenahi aspek terpenting dalam sepak bola yakni suporter.
Tetap ludes
Pada awal pengenalan Garuda ID, banyak calon suporter yang meragukan konsep identitas digital itu. Alasannya sederhana, konsumen tidak mau ribet dengan proses pendaftaran untuk membeli tiket.
Namun pada kenyataannya, tiket pertandingan Indonesia melawan Jepang pada laga putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 sudah habis terjual pada Selasa (5/11) atau 10 hari sebelum pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Jepang pada 15 November.
Tiket yang terjual itu berasal dari semua kategori, mulai yang termurah Rp240 ribu di tribun atas, Rp480 ribu untuk tribun belakang gawang hingga tiket premium seharga Rp1,4 juta.
Ketua PSSI Erick Thohir menyambut gembira hal tersebut dengan mengajak suporter untuk bersatu di Stadion Utama Gelora Bung Karno demi memberikan dukungan maksimal kepada Tim Garuda yang masih berpeluang lolos.
Sebab, dari empat pertandingan yang sudah dijalani, tim asuhan Shin Tae-yong mengumpulkan tiga poin untuk menduduki peringkat kelima klasemen Grup C, unggul selisih gol dari China. Indonesia hanya terpaut dua poin dari Bahrain, Arab Saudi, dan Australia pada peringkat empat sampai dua, namun tertinggal tujuh poin dari Jepang di puncak klasemen. Tim peringkat satu dan dua lolos langsung ke Piala Dunia 2026, tim peringkat tiga dan empat melaju ke putaran keempat.
Kendati demikian, apapun hasil yang didapat Tim Garuda dalam pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026, Garuda ID yang diterapkan akhir tahun ini bisa menjadi langkah penting untuk menjaga keamanan dan mendewasakan suporter Indonesia untuk berperilaku tertib karena data identitas mereka sudah dirangkum secara digital.
Sejalan dengan itu, terbuka peluang bagi PSSI dan stakeholder terkait untuk merancang program lanjutan yang berkaitan dengan pemberdayaan suporter untuk memajukan industri olahraga nasional.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Garuda ID, upaya PSSI kawal keamanan suporter
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024
Garuda ID merupakan identitas digital yang wajib digunakan saat membeli tiket pertandingan Timnas Indonesia.
Munculnya Garuda ID bertepatan dengan naiknya animo masyarakat untuk menyaksikan timnas sepak bola Indonesia yang kini berlaga di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Dalam beberapa laga terakhir, tiket untuk penonton dari seluruh kategori kerap ludes terjual, bahkan sejak jauh-jauh hari sebelum pertandingan dimulai, misalnya dalam laga kontra Australia pada September dan melawan Filipina di pertengahan tahun ini.
Stadion Utama Gelora Bung Karno yang berdaya tampung 78.000 penonton nyatanya tak cukup untuk meladeni tingginya minat suporter yang ingin menyaksikan tim asuhan Shin Tae-yong secara langsung dari pinggir lapangan.
Akibatnya, beberapa masalah pun terjadi. Mulai dari masuknya penonton tanpa tiket, jumlah penonton yang melebihi kapasitas stadion, hingga penonton yang tak kebagian kursi kendati mereka telah membeli tiket secara resmi.
Aspek keamanan pun menjadi sorotan ketika stadion terlalu padat bahkan melebihi kapasitas stadion. Keamanan di pintu masuk dan efektifitas tiket pun menjadi perhatian utama ketika penonton tanpa tiket -- termasuk pedagang asongan -- bisa masuk ke tribun stadion.
Misalnya dalam laga melawan Australia di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada 10 September, seorang pedagang otak-otak menjadi viral karena bisa berjualan di tribun penonton saat pertandingan berlangsung.
Untuk itu, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mengenalkan Garuda ID sebagai sistem baru sebagai preventif guna mengatasi sejumlah masalah yang sering terjadi saat menyaksikan pertandingan di stadion.
PSSI tentunya tidak bekerja sendirian. Induk sepak bola nusantara itu menjalin kerja sama dengan pihak ketiga yang lebih berpengalaman dan profesional dalam menangani keramaian.
Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga menjelaskan bahwa PSSI sudah mengganti sistem keamanan kemudian menuntaskan tender kepada pihak ketiga.
Dengan demikian, pendataan dan pembelian tiket untuk suporter hanya terpusat pada dua platform yakni laman KitaGaruda.id dan PSSI.org, dengan harapan praktik percaloan, tiket palsu hingga lolosnya penonton tanpa tiket bisa diatasi.
Jemput bola
Proses pendaftaran akun Garuda ID memang mudah dan gratis. Masyarakat hanya perlu menyiapkan kartu identitas serta foto wajah yang jelas sebagai basis data suporter untuk menyaksikan laga di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Namun suporter Indonesia bukan hanya kalangan muda yang melek digital. Terdapat kelompok suporter lain yang perlu pendampingan untuk memiliki identitas digital Garuda ID.
PSSI pun paham kondisi tersebut dengan "jemput bola" membuka pendaftaran offline di sebanyak 24 titik di Jakarta.
Dengan adanya pendaftaran offline, suporter timnas yang kesulitan registrasi melalui digital bisa meminta bantuan petugas di lokasi yang telah ditentukan, sehingga proses pendaftaran menjadi lebih mudah dan cepat.
Seluruh titik pendaftaran offline itu tersebar di beberapa lokasi, termasuk Stadion Utama Gelora Bung Karno, Garuda Store, pusat perbelanjaan, dan stasiun MRT dengan periode daftar yang berbeda-beda.
Misalnya titik-titik pendaftaran di Stadion Utama Gelora Bung Karno dibuka hingga tanggal 9 November 2024, sedangkan pendaftaran di Stasiun MRT Dukuh Atas, MRT Cipete Raya, MRT Senayan dan Garuda Store Sarinah berlangsung hingga 19 November.
Sejumlah pusat perbelanjaan modern pun membuka gerai pendaftaran hingga 17 November meliputi Botani Square, Marco City Depok, hingga AEON BSD dan Tangerang City Mal.
Banyaknya pilihan untuk membuat akun Garuda ID, baik offline maupun online, menunjukkan upaya serius PSSI untuk membenahi aspek terpenting dalam sepak bola yakni suporter.
Tetap ludes
Pada awal pengenalan Garuda ID, banyak calon suporter yang meragukan konsep identitas digital itu. Alasannya sederhana, konsumen tidak mau ribet dengan proses pendaftaran untuk membeli tiket.
Namun pada kenyataannya, tiket pertandingan Indonesia melawan Jepang pada laga putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 sudah habis terjual pada Selasa (5/11) atau 10 hari sebelum pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Jepang pada 15 November.
Tiket yang terjual itu berasal dari semua kategori, mulai yang termurah Rp240 ribu di tribun atas, Rp480 ribu untuk tribun belakang gawang hingga tiket premium seharga Rp1,4 juta.
Ketua PSSI Erick Thohir menyambut gembira hal tersebut dengan mengajak suporter untuk bersatu di Stadion Utama Gelora Bung Karno demi memberikan dukungan maksimal kepada Tim Garuda yang masih berpeluang lolos.
Sebab, dari empat pertandingan yang sudah dijalani, tim asuhan Shin Tae-yong mengumpulkan tiga poin untuk menduduki peringkat kelima klasemen Grup C, unggul selisih gol dari China. Indonesia hanya terpaut dua poin dari Bahrain, Arab Saudi, dan Australia pada peringkat empat sampai dua, namun tertinggal tujuh poin dari Jepang di puncak klasemen. Tim peringkat satu dan dua lolos langsung ke Piala Dunia 2026, tim peringkat tiga dan empat melaju ke putaran keempat.
Kendati demikian, apapun hasil yang didapat Tim Garuda dalam pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026, Garuda ID yang diterapkan akhir tahun ini bisa menjadi langkah penting untuk menjaga keamanan dan mendewasakan suporter Indonesia untuk berperilaku tertib karena data identitas mereka sudah dirangkum secara digital.
Sejalan dengan itu, terbuka peluang bagi PSSI dan stakeholder terkait untuk merancang program lanjutan yang berkaitan dengan pemberdayaan suporter untuk memajukan industri olahraga nasional.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Garuda ID, upaya PSSI kawal keamanan suporter
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2024