Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo merilis bulan Agustus 2016, Kota Gorontalo mengalami penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 121,72 menjadi 121,47 yang menyebabkan deflasi sebesar -0,21 persen.

Kepala BPS Provinsi Gorontalo Eko Marsoro, Kamis, mengatakan deflasi terjadi karena adanya penurunan indeks pada tiga kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan sebesar -1,16 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau -0,20 persen, dan kelompok sandang -0,06 persen.

Sedangkan empat kelompok pengeluaran lainnya mengalami kenaikan indeks yaitu kelompak perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,14 persen, kelompok kesehatan sebesar 1,01 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,49 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,07 persen.

"Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga selama bulan Agustus 2016 antara lain bawang putih, cabai merah, telur ayam ras, dan kacang hijau," katanya.

Ia menyebut lima komoditas tertinggi penyumbang inflasi adalah komoditas cabai rawit, layang/benggol, ekor kuning, tarip listrik, shampo.

Sedangkan lima komoditas tertinggi penyumbang deflasi diantaranya komoditas tude, cakalang, ayam hidup, daging ayam ras, telur ayam ras.

Sementara itu, laju inflasi tahun kalender 2016 Kota Gorontalo sebesar 1,04 persen dan inflasi "year on year" untuk Agustus 2016 terhadap Agustus 2015 sebesar 3,36 persen.

Dari 82 kota inflasi di Indonesia, 33 kota di Indonesia mengalami inflasi dan 49 kota mengalami deflasi.

Inflasi bulanan tertinggi pada Agustus 2016 terjadi di Kota Manokwari sebesar 1,27 persen, dan inflasi terendah terjadi di Kota DKI Jakarta sebesar 0,01 persen.

Deflasi terendah terjadi pada Kota Cilegon sebesar -0,01 persen, dan deflasi tertinggi terjadi di Kota Kupang sebesar -0,87 persen.

"Kota Gorontalo menempati urutan inflasi yang ke-51," tambahnya.

Pewarta: Debby Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016