Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Kepala BPS Provinsi Gorontalo Eko Marsoro mengatakan bulan Januari 2016 Kota Gorontalo mengalami penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 120,22 menjadi 119,52, perubahan ini menyebabkan deflasi sebesar -0,58 persen.
Ia menjelaskan deflasi Kota Gorontalo terjadi karena adanya penurunan indeks terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar -2,64 persen dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -1,22 persen.
Sedangkan kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok makanan jadi sebesar 0,16 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,89 persen, kelompok sandang sebesar 0,02 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,56 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar
0,02 persen.
Laju inflasi tahun kalender sebesar -0,58 persen dan laju inflasi `year on year` (Januari 2016 terhadap Januari 2015) sebesar 5,03 persen.
Dari 82 kota inflasi di Indonesia, 75 kota mengalami inflasi dan 7 kota mengalami deflasi.
Inflasi bulanan tertinggi pada Januari2016terjadi di Kota Sibolgasebesar 1,82persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Padangsebesar 0,02persen, Kota Gorontalo menempati urutan deflasi ke-7.
Sementara itu, sejumlah pedagang di Kota Gorontalo mengungkapkan selama Januari beberapa komoditi utama tidak mengalami kenaikan harga.
"Tapi sejak awal Februari ini beberapa komoditi rempah dan beras mengalami kenaikan yang cukup drastis. Misalnya harga beras mencapai 560 ribu rupiah per 50 kilogram," kata salah seorang pedagang di Pasar Selasa Bulotadaa, Wati Umar.
Ia memprediksi beras dan ikan akan berpengaruh pada inflasi selama Februari 2016.
Kota Gorontalo Deflasi -0,58 Persen
Selasa, 2 Februari 2016 19:29 WIB