Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Pelaksanaan tahapan pendaftaran calon gubernur dan calon wakil gubernur (Cagub/Cawagub) Gorontalo guna menghadapi pemilihan kepala daerah (Pilkada) tahun 2017 telah berlalu.

Tiga pasangan calon melalui jalur partai politik serta satu pasangan calon melalui jalur perseorangan/independen, telah memasukkan syarat dokumen ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat hingga tanggal 23 September 2017.

Adapun sejumlah pasangan cagub-cawagub yang mendaftar ke KPU, yakni pasangan petahana Rusli Habibie-Idris Rahim yang diusung Partai Golkar dan Partai Demokrat.

Kemudian pasangan Zainudin Hasan-Adhan Dambea yang diusung Partai Hanura, PAN dan PKS, pasangan Hanna Hasanah Fadel Muhammad-Tonny Junus yang diusung PDI Perjuangan, PKB, PPP dan Nasdem.

Kemudian ada pasangan perseorangan Djamrudin Maloho-Mochtar Darise yang turut meramaikan "pesta demokrasi" lima tahunan di provinsi "karao" itu.

Semuanya siap untuk merebut simpati dari 813.640 pemilih tersebar di Provinsi Gorontalo. Data itu merupakan hasil analisis Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilihan (DP4) yang diterima komisioner itu dari pemerintah.

Pasangan Rusli Habibie-Idris Rahim, yang juga petahana Gubernur dan Wagub Gorontalo saat ini, ketika konferensi pers menjelaskan bahwa dirinya dan Idris Rahim, sudah resmi mendaftar ke KPU pada hari terakhir 23 September 2016, dengan membawa beberapa dokumen persyaratan yang ada, seperti surat rekomendasi partai politik yang sudah ditandatangani pimpinannya.

"Alhamdulillah pendaftaran saya dan Idris Rahim dihadiri langsung ketua DPD Demokrat Provinsi Gorontalo Gusnar Ismail, serta jajaran pengurusnya dan perwakilan DPP Partai Golkar Roem Kono, serta jajaran mulai dari tingkat Provinsi hingga kelurahan/desa," kata Rusli.

Total jumlah kursi di DPRD Provinsi Gorontalo yang mengusung pasangan Rusli-Idris, yaitu sebanyak 16 kursi, dengan rincian Golkar 12 kursi dan Demokrat 4 Kursi.

Persyaratan dari partai pengusung serta syarat calon semuanya telah sah, sesuai ketentuan yang dipersyaratkan oleh KPU.

Lebih menarik ketika Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan mendampingi langsung pasangan lainnya Zainudin Hasan-Adhan Dambea, saat mendaftar ke KPU pekan lalu.

Zulkifli Hasan menjelaskan kedatangannya ke Gorontalo, hanya untuk mendampingi pasangan Zainudin-Adhan, sebagai bukti dukungan penuh untuk memenangkannya pada Pilgub 2017.

"Kita memilih Zainudin sebagai calon Gubernur karena kapasitas serta kemampuannya yang sudah dua kali pernah menjabat sebagai Bupati, yakni di Pohuwato Provinsi Gorontalo dan Bulukumba Provinsi Sulawesi Selatan, dan telah dinilai berhasil," katanya.

Demikian juga dengan pasangan wakilnya Adhan Dambea yang pernah menjabat sebagai wali kota Gorontalo.

Zainudin Hasan mengaku telah diusung tiga partai dengan perolehan 17 kursi atau kurang lebih 38 persen suara di DPRD Provinsi Gorontalo, dinilai sudah cukup memenuhi ketentuan persyaratan sesuai aturan KPU.

Pasangan Zainudin-Adhan atau paket "ZIHAD" ini, memiliki visi ingin menjadikan Gorontalo Mandiri dan Religi, namun juga tetap memperhatikan persoalan kemiskinan di wilayah setempat.

Sementara Adhan Dambe menjelaskan bahwa pasangan ini sengaja fokus pada persoalan kemiskinan, karena Provinsi Gorontalo masuk lima besar wilayah termiskin di Indonesia.

"Meskipun infrastruktur sudah mulai dibangun, tapi rakyat kita tetap miskin, tetap dinilai tidak berhasil," ujar Adhan.



Kembalikan Kejayaan Pertanian

Tidak kalah menarik pada pendaftaran itu ketika anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Hana Hasanah resmi mendaftar juga sebagai calon Gubernur Gorontalo, didampingi calon wakil Gubernur Gorontalo Tonny Junus, ke KPU setempat.

Pasangan Hana-Tonny diusung koalisi empat partai politik, yaitu PDI Perjuangan, Gerindra, PPP dan PKB dengan total perolehan 12 kursi di DPRD Provinsi Gorontalo.

Tiket dari PDI Perjuangan diterima langsung pasangan ini di Jakarta pada Selasa (20/9), ketika Sekjen DPP PDIP Hasto Kristyanto menyerahkan surat rekomendasi bersamaan dengan pasangan lainnya se Indonesia.

"Alhamdulillah, ada empat partai yang mengusung kami, dengan target koalisi ini harus menang," kata Hana Hasanah.

Istri tercinta dari mantan Gubernur Fadel Muhammad itu, ingin mengembalikan kejayaan pertanian yang sempat populer.

Di mana zaman kepemimpinan Fadel Muhammad di Gorontalo selama dua periode, komodas jagung serta program-program pertanian lainnya menjadi terkenal hingga ke seantero nasional.

Terkait dengan program pasangan Hana-Tonny, dijelaskanya bahwa pihaknya akan mengembalikan kejayaan Provinsi Gorontalo di bidang Agropolitan, Minapolitan, khususnya fokus sektor pertanian.

Ia mengakui bahwa di provinsi Gorontalo saat ini hampir 40 persen adalah para petani, dan fakta mereka sebagian besar bertada di garis kemiskinan, karena Gorontalo termasuk lima besar kemiskinan se-Indonesia.

"Untuk status saya sebagai anggota DPD RI, saya sudah membuat surat pemberitahuan dan setelah ditetapkan sebagai calon oleh KPU, baru akan membuat surat pengunduran diri," jelasnya.

Disinggung soal adanya kontrak politik antara Hana Hasana dengan partai politik pengusung, ia menjelaskan bahwa hanya ada satu komitmen yang dibangung dan dipertanggungjawabkan yaitu komitmen ideologi.

Sementara itu ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Gorontalo, Kris Wartabone menjelaskan bahwa tidak ada komitmen antara partai dengan calon, namun menjaga kesatuan NKRI tentu dengan ideologi Pancasila dan penjabarannya melalui program nawacita pemerintah pusat dilaksanakan sepenuh hati di Provinsi Gorontalo.

Sementara itu anggota KPU Provinsi Gorontalo Divisi Teknis Penyelenggara, Ahmad Abdullah menjelaskan bahwa dokumen syarat semua pasangan calon sejak diterima sampai tanggal 29 september 2017 akan dilakukan verifikasi administrasi.

"Apakah dokumen yang dimaksudkan itu, sudah memenuhi syarat atau tidak. Jika belum lengkap diberikan kesempatan kepada bakal calon untuk diperbaiki pada masa perbaikan syarat calon," jelas Ahmad.

Sementara pengamat politik dari Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Funco Tanipu berharap semua pasangan calon mampu bersaing secara sehat untuk memenangkan pertarungan ini.

Pasangan calon sebaiknya lebih menjual program dan ide, serta mengedepankan kampanye sejuk.

"Masyarakat semakin cerdas untuk memilih, sehingga para pendukung masing-masing pasangan calon kepala daerah, sebaiknya memberikan pendidikan politik yang baik, tidak untuk gontok-gontokkan," jelasnya.

Sementara ada juga netizen di sosial media seperti facebook, mengharapkan Pilkada tahun 2017 nanti hanya sebuah jembatan untuk mencapai demokrasi seutuhnya.

Menurut Abdul melalui postingannya mengharapkan agar Pilkada tidak menjadi tempat untuk saling menjatuhkan, tetapi mengedepankan program kerja demi masa depan Gorontalo.

Kemudian jika program kerja banyak diterima masyarakat dan dinilai logis, maka simpati masyarakat akan hadir untuk calon tertentu.

Pewarta:

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016