Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Permainan anti korupsi bernama Majo Junior, yang digelar di halaman rumah dinas Gubernur Gorontalo pada Selasa pagi, berhasil tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI).

Majo Junior dimainkan oleh 1.500 orang yang terdiri dari siswa SMA dan sederajat di Provinsi Gorontalo, guru dan polisi wanita dari Polres Kota Gorontalo.

Pencapaian rekor tersebut merupakan upaya dari Komisi Pemberantasan Korupsi, Australia Indonesia Partnership for Justice (IPJ) dan komunitas Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) Provinsi Gorontalo.

"Permainan dalam jumlah peserta yang banyak ini baru ada di Gorontalo. Kami juga sudah menggelar gerakan di 34 daerah, dengan melatih 2.0004 orang agen anti korupsi dalam dua tahun," ungkap Ruri Syailendrawati dari bidang riset Indonesia Timur di Gorontalo.

Dari 2.004 orang tersebut, lanjutnya, kemudian melatih satu juta orang di Indonesia untuk menyebarkan "virus-virus" anti korupsi dan pencegahannya.

Ia menjelaskan, dengan gerakan Perempuan Anti Korupsi diharapkan dapat memberi motivasi bagi kaum perempuan untuk mengubah cara pandangnya terkait pencegahan korupsi di lingkungan sehari-hari.

"Mengapa kami pilih perempuan, karena mereka adalah agen yang potensial untuk menyebarkan virus anti korupsi. Mereka bisa mendidik anaknya, mengkampanyekan dalam keluarga dan juga lingkungan sekitarnya," kata perwakilan KPK, Ganjar Laksmana Bonaprapta.

Majo adalah permainan yang menggunakan kartu dengan tulisan dalam beberapa tema terkait korupsi misalnya perilaku korup, gratifikasi, dan suap.

"Kartu ini dikocok lalu peserta mengambil satu dan menjawab pertanyaan di dalamnya. Pemandu permainan sudah punya kunci jawabannya," jelas Ganjar.

Permainan tersebut, kata dia, mengajarkan nilai-nilai anti korupsi sehingga dapat menjadi cara yang efektif untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

Ia menambahkan, perempuan sebagai agen perubahan membutuhkan alat dalam menyosialisasikan kepada anak sehingga diciptakan permainan majo untuk mendukungnya.

Pewarta: Debby Hariyanti Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016