Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Badan SAR Nasional (Basarnas) Provinsi Gorontalo menyatakan satu warga Kelurahan Biawu, Kota Gorontalo, Aditya Saputra alias Didit (9) yang tenggelam dan hanyut di sungai Donggala pada Minggu (6/11), sudah ditemukan.
Kepala Seksi Operasi SAR, Saktianto mengatakan, setelah 19 jam melakukan pencarian, pada Senin (7/11) pukul 09.00 WITA, korban ditemukan tim SAR di sekitar Kelurahan Tanjung Keramat, Kecamatan Hulondalangi, yang berjarak sekitar 3 kilo meter dari tempat korban tenggelam.
"Kami temukan jasadnya sudah mengapung dengan menggunakan celana pendek warna kuning. Bibir kiri korban dalam keadaan berdarah. Serta jasad korban yang sudah bengkak dan membiru," ucap Saktianto.
Saktianto mengatakan, sejak minggu Basarnas telah menerjunkan 15 anggota dan tiga perahu karet. Tim tersebut dibantu dari Kepolisian, TNI dan Tagana serta warga setempat.
Sebelumnya, Radit (10) yang merupakan teman korban bercerita bahwa sebelum korban terseret arus sungai, ia masih sempat memegang tangan korban.
"Tangan yang saya pegang terlepas," uangkap Radit.
Setelah Radit tak sanggup menahan tangan korban, ia kemudian berlari sambil berteriak minta tolong kepada siapa pun yang berada di sekitar sungai Donggala.
"Saya minta tolong pada kakak-kakak dan orang tua yang ada di lokasi," katanya.
Kata Radit, ada salah seorang yang terdekat datang menolong, namun korban sudah tak terlihat lagi berada di sungai Donggala, sebab pada saat itu arus begitu deras.
"Kami ada empat orang yang mandi di sungai, termasuk kakak korban," ungkapnya.
Radit bercerita, kejadian bermula saat mereka mandi di sungai, kemudian korban berdiri di pingir sungai yang tidak dalam.
"Namun saat melangkah, Didit langsung masuk sungai yang dalam. Di situlah korban hanyut," tutupnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016
Kepala Seksi Operasi SAR, Saktianto mengatakan, setelah 19 jam melakukan pencarian, pada Senin (7/11) pukul 09.00 WITA, korban ditemukan tim SAR di sekitar Kelurahan Tanjung Keramat, Kecamatan Hulondalangi, yang berjarak sekitar 3 kilo meter dari tempat korban tenggelam.
"Kami temukan jasadnya sudah mengapung dengan menggunakan celana pendek warna kuning. Bibir kiri korban dalam keadaan berdarah. Serta jasad korban yang sudah bengkak dan membiru," ucap Saktianto.
Saktianto mengatakan, sejak minggu Basarnas telah menerjunkan 15 anggota dan tiga perahu karet. Tim tersebut dibantu dari Kepolisian, TNI dan Tagana serta warga setempat.
Sebelumnya, Radit (10) yang merupakan teman korban bercerita bahwa sebelum korban terseret arus sungai, ia masih sempat memegang tangan korban.
"Tangan yang saya pegang terlepas," uangkap Radit.
Setelah Radit tak sanggup menahan tangan korban, ia kemudian berlari sambil berteriak minta tolong kepada siapa pun yang berada di sekitar sungai Donggala.
"Saya minta tolong pada kakak-kakak dan orang tua yang ada di lokasi," katanya.
Kata Radit, ada salah seorang yang terdekat datang menolong, namun korban sudah tak terlihat lagi berada di sungai Donggala, sebab pada saat itu arus begitu deras.
"Kami ada empat orang yang mandi di sungai, termasuk kakak korban," ungkapnya.
Radit bercerita, kejadian bermula saat mereka mandi di sungai, kemudian korban berdiri di pingir sungai yang tidak dalam.
"Namun saat melangkah, Didit langsung masuk sungai yang dalam. Di situlah korban hanyut," tutupnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016