Puluhan rumah warga di Dusun Kemiri, Desa Biluango, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo terancam erosi setiap kali terjadi banjir.

Kepala Desa Biluwango Yakub Djamala di Gorontalo, Jumat, mengatakan setiap kali wilayah sekitar diguyur hujan, air di Sungai Biluango Besar meluap dalam waktu yang cepat, sehingga terjadi erosi yang menyebabkan tanah di dekat bangunan rumah di wilayah itu tergerus.

"Bahkan, ada sekitar lima rumah yang terdampak dan mengalami kerusakan cukup parah," ucap Yakub.

Kerusakan rumah dipicu oleh luapan air sungai yang mengalir cukup deras dan mengikis permukaan tanah di sekitar bangunan rumah, sehingga perlahan tanah dan bagian bangunan rumah ambruk.

 

Tingginya volume air yang turun dari perbukitan serta banyaknya material yang terbawa arus, kata dia, membuat tanggul pembatas sungai di wilayah tersebut roboh, bahkan ada juga yang hanyut.

Ia menjelaskan warga setempat merasa khawatir, apalagi saat langit mulai mendung, jika turun hujan, air sungai akan meluap dan kemungkinan erosi sungai kembali terjadi.

Jika turun hujan dengan intensitas sedang sampai lebat, kata dia, dipastikan banjir kembali mengancam rumah lainnya, khususnya yang ada di bantaran sungai.

Selain rumah warga, ada juga fasilitas umum lainnya, seperti sekolah taman kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menegah Atas.

Kondisi tersebut, menurut Yakub, berlangsung sejak tahun 2022, dan pihaknya selaku pemerintah desa bersama masyarakat setempat membuat surat permohonan resmi untuk pembangunan tanggul kepada Balai Wilayah Sungai Sulawesi II Gorontalo, selaku pihak yang memiliki kewenangan.

Surat tersebut, katanya, telah tiga kali dibuat dan ajukan, namun sampai permohonan ketiga, yaitu pada 24 Februari 2025, masih belum mendapatkan jawaban yang pasti terkait penanganannya.

"Sampai saat ini kami belum mendapatkan konfirmasi dari pihak Balai Wilayah Sungai Sulawesi II Gorontalo," kata dia.

Sementara itu, salah seorang warga yang rumahnya terdampak banjir, Reti S. Muko mengatakan sampai hari ini setiap kali turun hujan, ia khawatir dan terpaksa harus menginap di rumah kerabatnya.

 

 

"Semua rumah di sini, yang ada di dekat sungai terancam. Kami lebih takut jika hujan terjadi malam hari. Untuk mengantisipasi bahaya, kami terpaksa menumpang tidur di rumah kerabat yang letaknya jauh dari bantaran sungai," kata Reti.

Pemerintah desa dan masyarakat berharap semua pihak terkait dapat segera turun tangan menangani persoalan ini agar keselamatan masyarakat bisa terjamin.

"Kami berharap, semua pihak terkait segera melakukan langkah-langkah, yaitu pembangunan tanggul. Jangan sampai nanti sudah ada korban jiwa baru bergerak," imbuhnya.

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Debby H. Mano


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2025