Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Generasi Penerus Perjuangan Merah Putih (GPPMP) 14 Februari 1946 menyerukan agar persatuan antar sesama anak bangsa harus terus dijaga dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Simbol NKRI jangan terpecah-pecah hanya karena perbedaan, tetapi dijunjung tinggi untuk kemakmuran dan kemajuan bangsa," kata Ketua Umum GPPMP Jeffrey Rawis, melalui pesan tertulis yang disampaikan ke ANTARA, Senin.

Melihat kondisi bangsa saat ini, yang mulai terancam disintegrasi antar anak bangsa, maka GPPMP mengeluarkan seruan, yakni pertama berupaya keras menjaga persatuan, persaudaraan, kebersamaan dan kekeluargaan sebagai saudara sebangsa dalam wadah NKRI berdasarkan Pancasila.

Kedua, berusaha sekuatnya memelihara jati diri kebangsaan yang sopan, beradab dan jauhi olok-olok serta fitnah, ketiga memupuk terus rasa bangga atas simbol-simbol negara, dan hindari perilaku menyimpang yang melecehkan kebanggaan nasional bangsa kita.

Keempat, sadar sesadar-sadarnya, bangsa Indonesia dan NKRI lahir dan ada karena pluralisme, sehingga kebhinekaan itu harus diterima sebagai sebuah anugerah serta disyukuri, agar menjadi potensi sekaligus kekuatan dahsyat. Tegasnya, tanpa pluralisme/kebhinnekaan dan tanpa Pancasila, itu bukan NKRI.

Kelima, Sikap tidak mentolerir dan mengecam keras harus diarahkan kepada setiap aksi brutal dan teror terhadap sesama keluarga sebangsa, dan mengimbau seluruh Rakyat pro Merah Putih untuk merapatkan barisan Pancasilais memperteguh NKRI yang diproklamasikan Bung Karno pada 17 Agustus 1945 dan menjadi Roh Api Revolusi Peristiwa Heroik Merah Putih 14 Februari 1946.

Sementara peristiwa pemboman di Gereja Oikoumene Samarinda belum lama ini, merupakan tindakan yang tidak bisa ditolerir, dan dikecam dengan keras oleh pihak GPPMP.

"Kami meminta penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus pemboman di Samarinda, tangani secara optimal agar aksi tersebut tidak terulang lagi," kata Rawis serta Sekretaris GPPMP Teddy Matheos.

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2016