Gorontalo, 8/2 (Antara) - Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo mensosialisasikan 19 Program Adaptasi Perubahan Iklim (API) kepada seluruh SKPD, camat dan kepala desa, khususnya dari desa yang beresiko tinggi terhadap perubahan iklim.

Tujuannya untuk memberikan pemahaman tentang resiko iklim yang dihadapi Kabupaten Gorontalo serta langkah-langkah strategis yang diambil pemerintah kabupaten di tahun 2017.

Hal itu disampaikan Bupati Nelson saat kegiatan Sosialisasi Kebijakan dan Adaptasi Perubahan Iklim di Gedung Marten Liputo, Limboto, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Rabu.

Di tataran operasional, terdapat 19 program lingkungan dan API yang dimasukan Pemkab Gorontalo ke dalam Renja sembilan SKPD terkait dan RKA 2017.

Bupati dalam materinya menjelaskan tentang arahan dan kebijakan perubahan iklim pemerintah daerah, seperti bagaimana menuju kabupaten yang memiliki ketahanan tinggi terhadap dampak perubahan iklim.

"Dampak negatif dari perubahan iklim ini sangat terasa di kabupaten Gorontalo, mulai dari kerugian pada pertanian, banjir, hingga menyebabkan kemiskinan," ujar Nelson.

Selain itu, Nelson menyebutkan anggaran sebesar Rp53,9 miliar atau 10,5 persen dari total APBD 2017 juga telah dialokasikan guna mengimplementasikan program API.

"Kami menganggarkan 10,5 persen atau Rp53,9 Miliar dari dana APBD 2017, juga kebijakan 10 persen anggaran dana desa atau ABPDes untuk lingkungan," kata Nelson lagi.

Sebelumnya, Pemkab Gorontalo melalui Kelompok Kerja API (Pokja API) bekerjasama dengan Pusat Transformasi Kebijakan Publik (Transformasi) menyusun Strategi API dan mengintegrasikannya ke dalam RPJMD 2016-2021 dan RKPD 2017.

Dasar penyusunan strategi dan program API tersebut adalah kajian kerentanan dan resiko iklim yang disusun Pemkab Gorontalo bersama Transformasi.

Kajian ini sekaligus merekomendasikan pilihan-pilihan adaptasi demi meningkatkan ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana iklim seperti banjir, kekeringan dan tanah longsor.

Selain itu, Nelson juga menjelaskan rencana aksi yang akan dibuat SKPD. Misalkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang mulai mengembangkan kurikulim lingkungan hidup, khususnya terkait dengan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Atau pada Dinas Kesehatan yang memiliki program Gemerlap Sehat (Gerakan Menata Rumah, Lingkungan, dan Pemukiman Sehat).

"Dinas Pertanian memiliki rencana aksi revitalisasi pertanian, integrated farming system, penggunaan pupuk organik, dan pengembangan verietas benih tahan iklim," ucap Nelson.

Nelson juga membeberkan salah satu cara yang mereka lakukan dalam mengatasi dampak perubahan iklim, yaitu bermitra dengan lembaga-lembaga strategis seperti Transformasi, ICCTF, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Provinsi Gorontalo dan pemerintah kabupaten dan kota di sekitar.

"Ini salah satu cara Kabupaten Gorontalo menjadi corong adaptasi perubahan iklim. Apalagi di dalam misi daerah ini adalah pembangunan berbasis lingkungan," pungkasnya.

Selain Nelson Pomalingo, pembicara lainnya adalah Nazla Mariza, Direktur Program Transformasi, dan Kepala BMKG Provinsi Gorontalo (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) Fathuri Syabani.

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017