Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Wakil Presiden Jusuf Kalla pada Kamis dijadwalkan
untuk memimpin upacara pemakaman KH Hasyim Muzadi, di Pondok Pesantren
Al-Hikam, Kota Depok, dimana saat ini jenazah Almarhum masih berada di
Malang, Jawa Timur.
Dalam pesan singkat yang diterima, Juru Bicara Wakil Presiden Husain Abdullah mengatakan bahwa pada siang ini Wapres Kalla akan memimpin upacara pemakaman KH Hasyim Muzadi, di Pondok Pesantren Al Hikam 2, Jl. H. Amat, Kelurahan Kukusan RT06/01 Kecamatan Beji, Kota Depok.
"Almarhum merupakan seorang ulama besar dan sahabat yang sangat dekat dengan Pak JK. Pak JK dan bangsa ini sangat kehilangan dengan kepergian Almarhum yang begitu dicintai dan dihormati sebagai ulama yang teduh," kata Husein, Kamis.
Baca juga: (KH Hasyim Muzadi akan dimakamkan di Depok, ini biografi singkatnya)
Husein menambahkan, sebelumnya Wapres Kalla sudah menyempatkan diri untuk membesuk Almarhum pada Januari 2017 lalu. Saat itu, kondisi Almarhum sudah mulai membaik, namun kondisinya tidak stabil hingga akhirnya wafat pada hari ini.
"Pak JK menyampaikan bela sungkawa sedalam-dalamnya. Menurut Pak JK, Almarhum KH. Masyim Muzadi seorang berpandangan moderat, teladan umat dari setiap ajaran dan sikapnya. Selain itu Almarhum seorang ulama yang memiliki sikap teguh," kata Husain.
KH Ahmad Hasyim Muzadi wafat pada Kamis (16/3) pukul 6.15 WIB di Malang, Jawa Timur. Rencananya, jenazah Almarhum akan dimakamkan di Komplek Pesantren Al Hikam 2, Kota Depok.
Berdasarkan informasi, jenazah KH Hasyim Muzadi akan diberangkatkan dari Malang sekitar pukul 13.00 WIB. Perjalanan menuju Jakarta diperkirakan memakan waktu kurang lebih satu setengah jam.
Jenazah Almarhum nantinya akan tiba di Pondok Pesantren Al Hikam 2 kurang lebih pukul 15.30 WIB.
Hasyim Muzadi lahir di Tuban, Jawa Timur pada 8 Agustus 1944. dia merupakan tokoh Islam Indonesia dan mantan Ketua Umum Nahdlatul Ulama yang menjabat sebagai Dewan Pertimbangan Presiden sejak Januari 2015.
Dia juga pernah menjadi pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam di Malang, Jawa Timur. Almarhum sempat mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor pada 1956-1962.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017
Dalam pesan singkat yang diterima, Juru Bicara Wakil Presiden Husain Abdullah mengatakan bahwa pada siang ini Wapres Kalla akan memimpin upacara pemakaman KH Hasyim Muzadi, di Pondok Pesantren Al Hikam 2, Jl. H. Amat, Kelurahan Kukusan RT06/01 Kecamatan Beji, Kota Depok.
"Almarhum merupakan seorang ulama besar dan sahabat yang sangat dekat dengan Pak JK. Pak JK dan bangsa ini sangat kehilangan dengan kepergian Almarhum yang begitu dicintai dan dihormati sebagai ulama yang teduh," kata Husein, Kamis.
Baca juga: (KH Hasyim Muzadi akan dimakamkan di Depok, ini biografi singkatnya)
Husein menambahkan, sebelumnya Wapres Kalla sudah menyempatkan diri untuk membesuk Almarhum pada Januari 2017 lalu. Saat itu, kondisi Almarhum sudah mulai membaik, namun kondisinya tidak stabil hingga akhirnya wafat pada hari ini.
"Pak JK menyampaikan bela sungkawa sedalam-dalamnya. Menurut Pak JK, Almarhum KH. Masyim Muzadi seorang berpandangan moderat, teladan umat dari setiap ajaran dan sikapnya. Selain itu Almarhum seorang ulama yang memiliki sikap teguh," kata Husain.
KH Ahmad Hasyim Muzadi wafat pada Kamis (16/3) pukul 6.15 WIB di Malang, Jawa Timur. Rencananya, jenazah Almarhum akan dimakamkan di Komplek Pesantren Al Hikam 2, Kota Depok.
Berdasarkan informasi, jenazah KH Hasyim Muzadi akan diberangkatkan dari Malang sekitar pukul 13.00 WIB. Perjalanan menuju Jakarta diperkirakan memakan waktu kurang lebih satu setengah jam.
Jenazah Almarhum nantinya akan tiba di Pondok Pesantren Al Hikam 2 kurang lebih pukul 15.30 WIB.
Hasyim Muzadi lahir di Tuban, Jawa Timur pada 8 Agustus 1944. dia merupakan tokoh Islam Indonesia dan mantan Ketua Umum Nahdlatul Ulama yang menjabat sebagai Dewan Pertimbangan Presiden sejak Januari 2015.
Dia juga pernah menjadi pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam di Malang, Jawa Timur. Almarhum sempat mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor pada 1956-1962.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017