Gorontalo, (ANTARAGORONTALO) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bone Bolango akan menambah sejumlah peralatan yang menunjang kegiatan "outbound" atau kegiatan permainan di alam luar, di objek wisata pemandian Lombongo.
"Penambahan alat-alat untuk outbound itu, guna menarik kunjungan wisatawan di Lombongo, karena banyaknya permainan yang bisa memacu andrenalin pengunjung," kata Kepala Dinas Pariwisata, Sugondo Makmur.
Peralatan yang rencana diadakan pemkab setempat adalah "Flying fox" atau tali/tambang yang dipakai untuk meluncur dari arah ketinggian.
Peralatan atau sarana yang ditambah itu merupakan inisiatif dari Dinas Pariwisata setempat, karena melihat beberapa objek wisata di Indonesia, banyak menggunakan alat-alat itu.
"Karena Lombongo punya dukungan alam yang baik untuk hadirnya flying fox. Lombongo adalah destinasi wisata yang dikelolah Dinas Pariwisata," katanya.
Dengan begitu, kata Sugondo, Pemandian Lombongo bisa menjadi tujuan wisata lokal yang wajib dikunjungi, baik keluarga maupun kelompok dari berbagai latar belakang.
Saat lelah bermain Flying fox, mereka bisa langsung mandi dengan air jernih yang langsung mengalir dari hutan.
"Lombongo sudah banyak fasilitas yang tersedia. Bahkan para wisata bisa menikmati berbagai macam kuliner yang dikelola secara mandiri oleh masyarakat setempat," katanya.
Tak lupa Dinas Pariwisata melibatkan masyarakat setempat di dalam mengelolah Pemandian Lombongo. Bahkan instansi tersebut telah membentuk kelompok masyarakat sadar wisata agar destinasi wisata bisa tetap terjaga.
Tambahnya, bukan hanya Pemandian Lombongo yang mendapat pengembangan dari Dinas Pariwisata. Destinasi wisata Pantai Botitonuo juga disentuh melalui anggaran Rp6,5 miliar.
"Dari APBD Rp5,25 miliar dan sisanya diambil dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2017. Dari pengembangan semua destinasi wisata, kami menargetkan PAD sebesar Rp380 juta," tutupnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017
"Penambahan alat-alat untuk outbound itu, guna menarik kunjungan wisatawan di Lombongo, karena banyaknya permainan yang bisa memacu andrenalin pengunjung," kata Kepala Dinas Pariwisata, Sugondo Makmur.
Peralatan yang rencana diadakan pemkab setempat adalah "Flying fox" atau tali/tambang yang dipakai untuk meluncur dari arah ketinggian.
Peralatan atau sarana yang ditambah itu merupakan inisiatif dari Dinas Pariwisata setempat, karena melihat beberapa objek wisata di Indonesia, banyak menggunakan alat-alat itu.
"Karena Lombongo punya dukungan alam yang baik untuk hadirnya flying fox. Lombongo adalah destinasi wisata yang dikelolah Dinas Pariwisata," katanya.
Dengan begitu, kata Sugondo, Pemandian Lombongo bisa menjadi tujuan wisata lokal yang wajib dikunjungi, baik keluarga maupun kelompok dari berbagai latar belakang.
Saat lelah bermain Flying fox, mereka bisa langsung mandi dengan air jernih yang langsung mengalir dari hutan.
"Lombongo sudah banyak fasilitas yang tersedia. Bahkan para wisata bisa menikmati berbagai macam kuliner yang dikelola secara mandiri oleh masyarakat setempat," katanya.
Tak lupa Dinas Pariwisata melibatkan masyarakat setempat di dalam mengelolah Pemandian Lombongo. Bahkan instansi tersebut telah membentuk kelompok masyarakat sadar wisata agar destinasi wisata bisa tetap terjaga.
Tambahnya, bukan hanya Pemandian Lombongo yang mendapat pengembangan dari Dinas Pariwisata. Destinasi wisata Pantai Botitonuo juga disentuh melalui anggaran Rp6,5 miliar.
"Dari APBD Rp5,25 miliar dan sisanya diambil dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2017. Dari pengembangan semua destinasi wisata, kami menargetkan PAD sebesar Rp380 juta," tutupnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017