Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Sejumlah warga Kota Gorontalo meminta pemerintah kota untuk membenahi Pasar Senggol, pada Rmadhan tahun yang akan datang.

Salah seorang warga, Syarif Wahab (37) menilai setiap tahun pasar khas Ramadhan itu tidak membaik, tapi justru kian memburuk saja karena beberapa hal.

"Yang pertama harga lapak terlalu mahal bisa sampai empat atau enam juta, ini membuat para pedagang banyak yang mundur untuk jualan di situ. Akibatnya harga barang di pasar senggol juga masih mahal," ungkapnya di Gorontalo, Senin.

Selain sewa lapak, ia juga meminta pemkot untuk memindahkan lokasi pasar ke tempat yang lebih strategis dan nyaman, karena selama ini pasar digabung di kompleks pertokoan.

Kondisi itu mengakibatkan kemacetan di sejumlah ruas jalan utama, yang membuat pengunjung tidak nyaman saat berbelanja.

"Usul saya lokasi pasarnya di sebuah lapangan. Agar perjalan kaki nyaman dan terkonsentrasi di satu tempat," tambahnya.

Warga lainnya, Rosi Yahya mengaku satu hal yang mengurangi kenyamanan pengunjung Pasar Senggol adalah biaya parkir yang tidak sesuai dengan aturan pemkot sendiri.

"Banyak preman di dalam pasar mengurusi pasar, termasuk parkir. Biaya parkir yang seharusnya hanya seribu atau dua ribu rupiah, naik menjadi lima ribu hingga 20 ribu rupiah," tukasnya.

Sementara itu Walikota Gorontalo Marten Taha, juga ikut menjawab permintaan-permintaan dari para pedagang yang sejak tiga tahun lalu menginginkan lokasi pasar senggol tidak lagi berada di area pertokoan.

"Permintaan pindah lokasi ini sudah ada dari tiga tahun yang lalu. Kami juga sudah berkali kali mendiskusikan ini dengan para asosiasi pedagang kaki lima, dengan para himpunan UMKM dan lain-lain, intinya kendala kita hanyalah lahan," ujarnya.

Menurutnya, sampai saat ini pemkot belum menemukan lokasi atau lahan yang dianggap sesuai untuk pasar yang hanya ada di bulan ramadan tersebut.

Pewarta: Debby Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017