Gorontalo,  (ANTARA GORONTALO) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gorontalo Utara, menargetkan produksi beras 10 ton per hektare melalui penerapan Sistem Rice Intensifikasi (SRI).

Bupati Gorotalo Utara, Indra Yasin, Rabu, mengatakan, penerapan Sistem Rice Intensifikasi (SRI) di wilayah potensial seperti Kecamatan Tolinggula dan Biawu mulai mampu meningkatkan produksi beras sesuai target.

"Meski belum optimal namun target ini harus menjadi komitmen utama dalam mempertahankan produksi beras daerah ini yang rata-rata telah mampu mencapai 8 ton per hektare," katanya.

Pola tanam SRI yang dicanangkan sejak tahun 2013, terbukti mampu meningkatkan produksi beras yang kebutuhannya mampu terpenuhi di seluruh wilayah, bahkan jika musim panen raya daerah ini bisa mengekspor ke beberapa daerah di Sulawesi dan Kalimantan.

"Kondisi persawahan ditunjang pola tanam berteknologi maju serta pemilihan bibit padi berkualitas, mendukung produksi beras semakin baik," kata dia.

Indra mengtakan Pemkab berkomitmen menganggarkan biaya peningkatan mutu dan kompetensi petani serta tenaga penyuluh pertanian untuk mengikuti pelatihan, diantaranya di Balai Pendidikan dan Pelatihan Batang Kaluku, Makassar.

Mengingat di daerah tersebut telah berhasil mempertahankan pola SRI untuk peningkatan produksi pertanian, serta menciptakan petani yang handal dan menerapkan teknologi maju.

Saat ini, harga beras di pasar tradisional setempat berada di kisaran Rp6.000-Rp7.500 per liter, penurunan harga sempat terjadi rata-rata Rp500 per liter akibat musim panen raya sedang berlangsung.

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2014