Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan
Masyarakat (PAUD dan Dikmas) Kemdikbud, Harris Iskandar, mengatakan
meski angka melek huruf di Indonesia tinggi namun masih rendahnya minat
dan daya baca masyarakat cukup memprihatinkan.
Bahkan, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Central Connecticut State University terkait minat baca menempatkan Indonesia di posisi 60 dari 61 negara, hanya setingkat di atas Botswana.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017
Bahkan, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Central Connecticut State University terkait minat baca menempatkan Indonesia di posisi 60 dari 61 negara, hanya setingkat di atas Botswana.
Hal itu disampaikan
Harris dalam diskusi yang diadakan dalam rangkaian ASEAN Literary
Festival di Jakarta, Jumat, sembari menambahkan hubungan buta huruf
dengan kemiskinan sangat nyata.
"Sampai saat ini
kami masih berjuang untuk mengentaskan buta huruf di desa-desa dan
kantong-kantong kemiskinan. Untuk itulah gerakan literasi nasional oleh
Kemendikbud harus terus-menerus digalakkan," katanya.
Sovan Ganguly, Global Business Unit Head for Consumer dari Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas yang membawahi brand SiDu, dalam kesempatan sama mengungkapkan partisipasi dalam acara tahunan tersebut karena ingin ambil bagian dalam mendukung perkembangan literasi di Indonesia.
"Kami mendukung program pemerintah dan segenap pihak terkait, guna mendorong masyarakat Indonesia mencintai kegiatan membaca dan menulis," katanya.
Sovan mengatakan peran SiDU dalam pengembangan dunia literasi di Indonesia antara lain melalui penyediaan produk yang berkualitas dan menyenangkan, penyediaan platform atau kegiatan terkait literasi, serta penyelenggaraan forum yang akan memantik minat membaca dan menulis masyarakat, khususnya generasi muda.
Di tempat yang sama, novelis Ahmad Fuadi berbagi pengalamannya sebagai penulis novel "Negeri 5 Menara".
Sovan Ganguly, Global Business Unit Head for Consumer dari Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas yang membawahi brand SiDu, dalam kesempatan sama mengungkapkan partisipasi dalam acara tahunan tersebut karena ingin ambil bagian dalam mendukung perkembangan literasi di Indonesia.
"Kami mendukung program pemerintah dan segenap pihak terkait, guna mendorong masyarakat Indonesia mencintai kegiatan membaca dan menulis," katanya.
Sovan mengatakan peran SiDU dalam pengembangan dunia literasi di Indonesia antara lain melalui penyediaan produk yang berkualitas dan menyenangkan, penyediaan platform atau kegiatan terkait literasi, serta penyelenggaraan forum yang akan memantik minat membaca dan menulis masyarakat, khususnya generasi muda.
Di tempat yang sama, novelis Ahmad Fuadi berbagi pengalamannya sebagai penulis novel "Negeri 5 Menara".
Novelnya
yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul "The Land
of Five Towers" menjadi buku bacaan wajib untuk beberapa mata kuliah di
University of California, Berkeley.
"Meski saya orang kampung, saya bisa jalan-jalan keliling dunia, itu berawal dari minat membaca buku sedari kecil," ujarnya.
Ia menambahkan paling penting adalah untuk menuangkan pengalaman kita menjadi tulisan. "Karena jika hanya dibicarakan, cerita kita bak gelombang yang akan hilang ditelan lautan," katanya.
"Meski saya orang kampung, saya bisa jalan-jalan keliling dunia, itu berawal dari minat membaca buku sedari kecil," ujarnya.
Ia menambahkan paling penting adalah untuk menuangkan pengalaman kita menjadi tulisan. "Karena jika hanya dibicarakan, cerita kita bak gelombang yang akan hilang ditelan lautan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017