Jakarta, (ANTARA GORONTALO) - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono menjamin bahwa penyadapan terhadap rumah dinas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo bukan dari kalangan TNI karena prosedur penyadapan di BIN diikat oleh pengaturan ketat dalam konteks pertahanan negara.

"Saya tidak percaya itu dari TNI. Saya jamin tidak," kata Hendro Priyono usai acara Silaturahmi KSAD dengan Purnawirawan TNI AD, di Mabes AD, Jakarta, Kamis.

Menurut dia, intelijen yang ada di Indonesia tidak akan sembarangan melakukan penyadapan karena intelijen Indonesia berlandaskan Pancasila.

"Ada filsafatnya pada intelijen kita. Tidak seperti negara-negara adidaya, intelijennya tidak berfilsafat, semau-maunya," katanya.

Hendro menjelaskan, BIN tidak bermain dalam wilayah politik Pemilu 2014. Tiga alat sadap yang ditemukan di rumah dinas Jokowi itu kemungkinan berasal dari lawan politik yang tidak percaya diri maju melawan elektabilitas gubernur DKI Jakarta tersebut.

"Menurut saya ini pekerjaan lawan politik Jokowi. Karena Jokowi sekarang ini paling atas elektabilitasnya. Survei paling atas di mana-mana cenderung dimusuhi. Tapi jangan lupa, kawannya juga banyak," lanjut Hendro.

Ia berpendapat orang yang melakukan penyadapan adalah orang yang berkelakukan tidak percaya diri, bila hal itu dilihat dari konteks strategi politik seperti saat ini.

Di tempat yang sama, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman menambahkan penyadapan terhadap negara merupakan tanggung jawab pengamanan negara, seperti BIN.

Namun bila penyadapan dilakukan perorangan, kata Budiman, tinggal dicari siapa yang menyadapnya.

"Seluruh alat elektronik kita bila tak dibuat sendiri, maka dengan mudah dapat disadap termasuk kamera kita," kata KSAD.

Persoalan penyadapan di rumah dinas Jokowi pertama kali diungkap oleh Sekjen PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo. Selain soal penyadapan, Tjahjo juga menyebut adanya sekelompok intel yang sering membuntuti Megawati.

"Di rumah Jokowi kita temukan tiga alat penyadap, di tempat tidur, di ruang tamu, dan di tempat makan. Kita (PDIP) lagi diteror, bayangkan ibu Mega itu diikuti intel," kata Tjahjo dalam diskusi publik peluncuran buku bertema Membuka Peta Pertarungan Politik 2014 di Jakarta.

Pewarta:

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2014