Gorontalo, (Antara) - Potensi pengembangan budidaya rumput laut di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, bisa menembus angka Rp1 triliun per tahun.
Hal itu diungkapkan Wakil Bupati Roni Imran, Kamis di Gorontalo pada pertemuannya dengan masyarakat pembudidaya rumput laut dan nelayan tangkap di Kecamatan Ponelo Kepulauan.
Wakil Bupati yang juga politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengungkap, hasil penelitian beberapa Perguruan Tinggi di antaranya dari Ehyme Jepang menyebutkan di perairan pesisir utara ini ada tujuh ribu hektare areal laut yang potensial sebagai lokasi pembudidayaan rumput laut.
Paling banyak di sekitar pulau-pulau yang berderet di bagian barat perairan kabupaten ini atau di sepanjang pantai Monano hingga Tolinggula.
Makanya, kata Wakil Bupati yang akrab disapa Haji Roni oleh masyarakatnya itu, pemerintah daerah akan mendorong masyarakat untuk mengembangkan budidaya rumput laut sebab potensinya sangat besar.
Kendala minim pengetahuan kata dia, menjadi penyebab utama bagi pembudidaya lokal sering menelan kerugian akibat rumput laut mati sebelum berproduksi.
"Saya sendiri bersama beberapa staf di Dinas Kelautan dan Perikanan telah melakukan kunjungan ke beberapa daerah penghasil rumput laut di Maluku dan Sulawesi Selatan, untuk melihat langsung teknik pembudidayaan rumput laut yang tepat, maka ilmu tersebut akan disalurkan ke petani rumput laut di daerah ini, khususnya di wilayah potensial untuk pengembangannya," ujar Wakil Bupati.
Ia berharap, upaya tersebut kembali mendorong minat petani rumput laut khususnya di wilayah Ponelo Kepulauan yang pernah berjaya di tahun 90-an dengan produksi per bulan mampu menghasilkan pendapatan minimal Rp200 juta uang beredar di pulau itu.
Target ke depan kata Wakil Bupati, pemerintah daerah akan menganggarkan minimal Rp2 miliar untuk mendukung aktivitas permodalan bagi para kelompok budidaya rumput laut di daerah ini.
Wakil Bupati berharap, transfer ilmu pengetahuan dan teknologi terkait pengelolaan budidaya rumput laut di daerah ini, akan kembali meningkatkan minat petani agar potensi produksi mencapai Rp1 triliun bisa dicapai.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017
Hal itu diungkapkan Wakil Bupati Roni Imran, Kamis di Gorontalo pada pertemuannya dengan masyarakat pembudidaya rumput laut dan nelayan tangkap di Kecamatan Ponelo Kepulauan.
Wakil Bupati yang juga politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengungkap, hasil penelitian beberapa Perguruan Tinggi di antaranya dari Ehyme Jepang menyebutkan di perairan pesisir utara ini ada tujuh ribu hektare areal laut yang potensial sebagai lokasi pembudidayaan rumput laut.
Paling banyak di sekitar pulau-pulau yang berderet di bagian barat perairan kabupaten ini atau di sepanjang pantai Monano hingga Tolinggula.
Makanya, kata Wakil Bupati yang akrab disapa Haji Roni oleh masyarakatnya itu, pemerintah daerah akan mendorong masyarakat untuk mengembangkan budidaya rumput laut sebab potensinya sangat besar.
Kendala minim pengetahuan kata dia, menjadi penyebab utama bagi pembudidaya lokal sering menelan kerugian akibat rumput laut mati sebelum berproduksi.
"Saya sendiri bersama beberapa staf di Dinas Kelautan dan Perikanan telah melakukan kunjungan ke beberapa daerah penghasil rumput laut di Maluku dan Sulawesi Selatan, untuk melihat langsung teknik pembudidayaan rumput laut yang tepat, maka ilmu tersebut akan disalurkan ke petani rumput laut di daerah ini, khususnya di wilayah potensial untuk pengembangannya," ujar Wakil Bupati.
Ia berharap, upaya tersebut kembali mendorong minat petani rumput laut khususnya di wilayah Ponelo Kepulauan yang pernah berjaya di tahun 90-an dengan produksi per bulan mampu menghasilkan pendapatan minimal Rp200 juta uang beredar di pulau itu.
Target ke depan kata Wakil Bupati, pemerintah daerah akan menganggarkan minimal Rp2 miliar untuk mendukung aktivitas permodalan bagi para kelompok budidaya rumput laut di daerah ini.
Wakil Bupati berharap, transfer ilmu pengetahuan dan teknologi terkait pengelolaan budidaya rumput laut di daerah ini, akan kembali meningkatkan minat petani agar potensi produksi mencapai Rp1 triliun bisa dicapai.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017