Gorontalo, (ANTARAGORONTALO) - Upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pohuwato, Provinsi Gorontalo bersama masyarakat membudidayakan rumput laut, ternyata turut terganggu dengan adanya aksi bom ikan oleh oknum tidak bertanggungjawab.
"Aksi bom ikan jelas merugikan dan meresahkan warga, terutama mereka yang mengais nasib sebagai nelayan, pembudidaya rumput laut dan sebagainya," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Bahari Gobel, belum lama ini.
Apalagi daerah tersebut sebagai daerah percontohan minapolitan, selain mengembangkan atau budidaya rumput laut, juga budidaya udang jenis vaname, padahal sempat "meredup" di dua tahun kemarin.
Untuk itu, pihaknya melibatkan masyarakat setempat dan membentuk kelompok pengawas di bidang perikanan.
Kelompok tersebut tersebar menjadi lima bagian, yakni di Kecamatan Paguat, Marisa Wonggarasi, Lemito dan Kecamatan Popayato.
Ke lima wilayah tersebut diakui Bahari Gobel sebagai titik rawan pengeboman ikan oleh pelaku-pelaku tidak bertanggungjawab.
"Sementara itu tugas kelompok untuk mengawasi dan memberikan informasi kepada kami terkait aktivitas bom ikan di masing-masing titik yang dianggap rawan tersebut," ungkapnya.
Selain itu pihaknya juga memiliki pengawas lapangan di tingkat kabupaten, yang terdiri dari dinas terkait, TNI AU, Polisi Airud, Perhubungan laut dan Satpol-PP yang melakukan pemantauan tiga kali dalam sebulan.
"Lewat mereka kami mendapatkan informasi di lapangan, karena kami saling komunikasi setiap saat. Jadi itu semua upaya kita dalam pengawasan di laut," ucapnya.
Sebelumnya lewat SKPD terkait, daerah itu mendapat suntikan dana Rp3,3 milar untuk pembangunan gedung, serta tempat penjemuran hasil budidaya rumput laut.
Selain itu pihaknya dapat uang Rp1,8 miliar untuk pengembangan budidaya rumput laut di daerah tersebut.