Las Vegas (ANTARA GORONTALO) - Tidak ada bukti hingga saat ini yang
menunjukkan bahwa pembunuhan massal di Las Vegas pekan ini adalah aksi
terorisme, kata personel Biro Investigasi Federal (FBI) dalam konferensi
pers, Rabu
Agen Khusus FBI yang bertanggung jawab atas peristiwa itu, Aaron Rouse, juga mengatakan bahwa pihak berwenang federal telah memeriksa kekasih Stephen Paddock, pelaku penembakan, dan tidak ada seorang pun yang telah ditahan sebagai kaki tangan yang dicurigai.
Pasangan Paddock, Marilou Danly, kembali ke Amerika Serikat pada Selasa larut malam dan merupakan "orang yang perlu dikorek keterangannya" dalam penyelidikan tragedi yang menewaskan 58 orang itu.
Keluarga Marilou di Filipina mengatakan kepada para wartawan bahwa pasangan Paddock itu merasa dirinya tidak bersalah dan tidak tahu apa-apa menjelang serangan terjadi.
Lebih dari 500 orang terluka, sejumlah di antara mereka karena terinjak-injak di tengah kepanikan massal, ketika Paddok (64 tahun) memuntahkan rentetan peluru dari kamar hotelnya di lantai atas selama sekitar 10 menit pada Minggu malam.
Ia kemudian membunuh dirinya sendiri sebelum polisi mendobrak pintu kamarnya. Di kamar itu, para personel kepolisian menemukan sekitar 23 senjata.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu tiba di Las Vegas untuk memberikan penghormatan dan dukungan kepada para petugas penyelamat. Kedatangannya itu menandai kali pertama ia, sebagai presiden, harus menghadapi masalah penembakan massal skala besar.
Para penyelidik telah memusatkan perhatian pada Marilou (62 tahun), yang pernah tinggal bersama Paddock dan meninggalkan Amerika Serikat menuju Filipina pada September.
Di Bandar Udara Internasional Los Angeles, FBI mendatangi pesawat yang membawa Marilou dari Manila dan kemudian membawa perempuan itu untuk menjalani pemeriksaan, kata dua pejabat AS yang mengetahui kasus itu.
Hingga Rabu siang, tidak ada indikasi bahwa Marilou mengetahui rencana Paddock untuk melakukan serangan, kata para pejabat itu.
FBI menanyakan kepada Marilou soal persenjataan yang dibeli Paddock, tranfer uang senilai 100.000 dolar AS ke sebuah bank Filipina --yang diperkirakan diperuntukkan bagi Marilou, serta soal apakah ia melihat ada perubahan perilaku pada Paddock sebelum Marilou pergi meninggalkan AS.
Saudara laki-laki Paddock, Eric, mengatakan kepada para wartawan bahwa transfer uang sebesar 100.000 dolar itu merupakan bukti bahwa "Steve mengurusi orang-orang yang dicintainya," dan bahwa tampaknya Paddock ingin melindungi Marilou dengan mengirim uang itu ke luar negeri sebelum serangan.
Marilou tiba di Manila pada 15 September, terbang ke Hong Kong pada 22 September dan kembali ke Manila pada 25 September. Ia berada di Manila sampai ketika ia terbang ke Los Angeles pada Selasa malam, menurut keterangan seorang petugas imigrasi Filipina, demikian Reuters melaporkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017
Agen Khusus FBI yang bertanggung jawab atas peristiwa itu, Aaron Rouse, juga mengatakan bahwa pihak berwenang federal telah memeriksa kekasih Stephen Paddock, pelaku penembakan, dan tidak ada seorang pun yang telah ditahan sebagai kaki tangan yang dicurigai.
Pasangan Paddock, Marilou Danly, kembali ke Amerika Serikat pada Selasa larut malam dan merupakan "orang yang perlu dikorek keterangannya" dalam penyelidikan tragedi yang menewaskan 58 orang itu.
Keluarga Marilou di Filipina mengatakan kepada para wartawan bahwa pasangan Paddock itu merasa dirinya tidak bersalah dan tidak tahu apa-apa menjelang serangan terjadi.
Lebih dari 500 orang terluka, sejumlah di antara mereka karena terinjak-injak di tengah kepanikan massal, ketika Paddok (64 tahun) memuntahkan rentetan peluru dari kamar hotelnya di lantai atas selama sekitar 10 menit pada Minggu malam.
Ia kemudian membunuh dirinya sendiri sebelum polisi mendobrak pintu kamarnya. Di kamar itu, para personel kepolisian menemukan sekitar 23 senjata.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu tiba di Las Vegas untuk memberikan penghormatan dan dukungan kepada para petugas penyelamat. Kedatangannya itu menandai kali pertama ia, sebagai presiden, harus menghadapi masalah penembakan massal skala besar.
Para penyelidik telah memusatkan perhatian pada Marilou (62 tahun), yang pernah tinggal bersama Paddock dan meninggalkan Amerika Serikat menuju Filipina pada September.
Di Bandar Udara Internasional Los Angeles, FBI mendatangi pesawat yang membawa Marilou dari Manila dan kemudian membawa perempuan itu untuk menjalani pemeriksaan, kata dua pejabat AS yang mengetahui kasus itu.
Hingga Rabu siang, tidak ada indikasi bahwa Marilou mengetahui rencana Paddock untuk melakukan serangan, kata para pejabat itu.
FBI menanyakan kepada Marilou soal persenjataan yang dibeli Paddock, tranfer uang senilai 100.000 dolar AS ke sebuah bank Filipina --yang diperkirakan diperuntukkan bagi Marilou, serta soal apakah ia melihat ada perubahan perilaku pada Paddock sebelum Marilou pergi meninggalkan AS.
Saudara laki-laki Paddock, Eric, mengatakan kepada para wartawan bahwa transfer uang sebesar 100.000 dolar itu merupakan bukti bahwa "Steve mengurusi orang-orang yang dicintainya," dan bahwa tampaknya Paddock ingin melindungi Marilou dengan mengirim uang itu ke luar negeri sebelum serangan.
Marilou tiba di Manila pada 15 September, terbang ke Hong Kong pada 22 September dan kembali ke Manila pada 25 September. Ia berada di Manila sampai ketika ia terbang ke Los Angeles pada Selasa malam, menurut keterangan seorang petugas imigrasi Filipina, demikian Reuters melaporkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017