Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bone Bolango, Provinsi Gorontalo terus melakukan sosialisasi pemanfaatan lahan pertanian berbasis konservasi kepada petani di Kecamatan Bulango Ulu.

Camat Bulango Ulu, I Wayan Ranawa, Senin, mengatakan sosialisasi dan penyuluhan yang dilakukan terkait apa saja resiko dan akibat yang akan terjadi jika berkebun ataupun bertani di lahan dengan kemiringan diatas 30 derajat.

"Namun kami masih menemukan banyak masyarakat yang bertani di kemiringan diatas 30 derajat," ia menjelaskan.

Ia mengungkapkan, menurut ketentuan yang ada, masyarakat hanya bisa menanam di lahan dengan kemiringan 15 hingga 30 derajat saja karena jika lebih dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan, erosi dan longsor.

"Lebih dari 30 derajat sudah tidak diperbolehkan, kecuali jika masyarakat menanan dengan cara terasering, dan ini yang menjadi kendala karena peraturan ini masih belum dapat dijalankan dengan baik," kata I Wayan.

Menurutnya, jika pihaknya meminta agar masyarakat tidak menanam di lahan dengan kemiringan diatas 30 derajat, pihaknya harus bisa memberikan konpensasi.

"Untuk Kecamatan Bolango Ulu ini paling banyak pertanian jagung seluas kurang lebih 2.000 hektare," tambahnya.

Kabupaten Bone Bolango memiliki wilayah konservasi alam terbesar di Provinsi Gorontalo yang terus dijaga dengan baik dan optimal.

Sekitar 65 persen atau 104 ribu hektare wilayah alam Kabupaten Bone Bolango merupakan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, sehingga terus dilakukan penjagaan secara serius.

Sebagai salah satu daerah konservasi di Indonesia, Kabupaten Bone Bolango menjadi "paru-paru" dan penyangga utama Provinsi Gorontalo lewat keberadaan taman nasional tersebut.

Salah satu hal yang dilakukan pemerintah adalah melarang upaya alih fungsi hutan, sawah guna menjadi pemukiman maupun kawasan perkantoran.

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017