Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Akademisi dari Universitas Negeri Gorontalo (UNG) Zainudin Antuli mengatakan produksi pangan di Provinsi Gorontalo pada umumnya terpenuhi, namun mengalami penurunan dari segi kuantintas.

"Bulan lalu saya pernah mengikuti pertemuan dengan pihak Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo, yang memaparkan tentang ketersediaan pangan, menurut data yang disampaikan untuk satu komoditi kita sudah swasembada," jelas staf pengajar Fakultas Pertanian UNG ini, Rabu.

Menurutnya data dari Dinas Ketahanan Pangan menunjukan bahwa beras di Gorontalo sudah memenuhi kebutuhan masyarakat, jadi tidak perlu lagi mengimpor beras dari luar. Tapi untuk komoditas lain seperti jagung dan kedelai masih kurang.

"Memang untuk beras kita sudah swasembada tetapi kenyataan di lapangan masih banyak masyarakat yang kekurangan atau tidak dapat menikmati beras yang katanya sudah swasembada tersebut," ungkap Zainudin.

Ia menjelaskan saat ini berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo agar masyarakat tidak akan mengalami kekurangan bahan pangan, tetapi kenyataan di lapangan terlihat berbeda.

"Saya sarankan agar pemerintah jangan hanya memiliki data stok saja, tetapi berapa banyak orang yang belum bisa disentuh oleh ketersediaan pangan, terutama beras. Agar benar-benar terlihat jelas bahwa Gorontalo telah swasembada pangan, jangan mengatakan swasembada namun masih banyak warga yang mengeluh kekurangan beras," pungkas dia.

Zainudin menjelaskan komoditas jagung juga di Gorontalo informasinya sudah mencapai swasembada, bahkan kini bisa dipasok hingga ke beberapa daerah, salah satunya Jakarta.

"Komoditas jagung memang sudah mencapai swasembada, bahkan sudah dikirim ke beberapa daerah, namun tingkat produksinya tidak setinggi pada tahun sebelumnya," jelasya.

Ia menambahkan adanya program nasional baru yakni padi, jagung dan kedelai (PAJALE), membuat komoditas jagung kini mengalami penurunan produksi dibandingkan tahun sebelumnya.

Pewarta:

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017