Jakarta (ANTARA GORONTALO) - Otoritas Filipina menangkap seorang WNI bernama
Muhammad Ilham Syahputra (32) pada Rabu (1/11) karena diduga terlibat
dalam jaringan teroris Maute yang berafiliasi dengan organisasi teroris
ISIS.
"Dia adalah salah satu yang berhasil ditangkap Otoritas Filipina. Dia termasuk anggota kelompok Maute dimana mereka melakukan teror dan berupaya menguasai sebagian wilayah Marawi," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Pol Martinus Sitompul di Mabes Polri, Jakarta, Kamis.
Martinus menjelaskan Ilham ditangkap saat pihak keamanan Filipina menyisir wilayah Marawi, Filipina Selatan.
Saat ini Ilham telah ditahan dan diperiksa di Filipina.
Sejumlah barang bukti yang disita oleh Otoritas Filipina ketika menangkap Ilham diantaranya sebuah granat, sebuah pistol, sebuah paspor Indonesia atas nama seseorang berinisial KH dan beberapa lembar mata uang asing.
Martin menyebutkan bahwa sebelumnya pada April 2017, pihak Otoritas Filipina menduga adanya keterlibatan seorang WNI dalam konflik di Marawi setelah ditemukannya sebuah paspor atas nama Ilham.
"Dari (penyisiran militer Filipina) ditemukan paspor atas nama Muhammad Ilham Syahputra. Tapi tidak ditemukan jasadnya. Sempat diduga saat itu yang bersangkutan telah meninggal dunia. Namun kemudian kami dikonfirmasi bahwa yang bersangkutan masih hidup dan sekarang ditangkap," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017
"Dia adalah salah satu yang berhasil ditangkap Otoritas Filipina. Dia termasuk anggota kelompok Maute dimana mereka melakukan teror dan berupaya menguasai sebagian wilayah Marawi," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Pol Martinus Sitompul di Mabes Polri, Jakarta, Kamis.
Martinus menjelaskan Ilham ditangkap saat pihak keamanan Filipina menyisir wilayah Marawi, Filipina Selatan.
Saat ini Ilham telah ditahan dan diperiksa di Filipina.
Sejumlah barang bukti yang disita oleh Otoritas Filipina ketika menangkap Ilham diantaranya sebuah granat, sebuah pistol, sebuah paspor Indonesia atas nama seseorang berinisial KH dan beberapa lembar mata uang asing.
Martin menyebutkan bahwa sebelumnya pada April 2017, pihak Otoritas Filipina menduga adanya keterlibatan seorang WNI dalam konflik di Marawi setelah ditemukannya sebuah paspor atas nama Ilham.
"Dari (penyisiran militer Filipina) ditemukan paspor atas nama Muhammad Ilham Syahputra. Tapi tidak ditemukan jasadnya. Sempat diduga saat itu yang bersangkutan telah meninggal dunia. Namun kemudian kami dikonfirmasi bahwa yang bersangkutan masih hidup dan sekarang ditangkap," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017