Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Moeldoko mengatakan bahwa Temu Nasional Daerah Pemerhati Kelapa yang dihadiri oleh 11 bupati dan 95 perwakilan daerah penghasil kelapa se Indonesia di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo adalah forum yang strategis.

"Forum ini memikirkan bagaimana memperbaiki perkelapaan Indonesia dalam konteks "on farming" atau budidaya dan "off farming" atau proses komersialisasi hasil budidaya," kata Moeldoko di Gorontalo, Senin.

Dalam konteks on farming, menurut dia, dalam keluasan tanaman kelapa cenderung semakin menyusut seiring waktu berjalan.

"Untuk itu pertemuan ini menggagas bagaimanana meningkatkan dan mengembalikan kejayaan lagi dari kelapa Indonesia. Dulu kita pernah jaya, dan tidak kita sadari hal itu menurun karena saat ini kita kalah bersaing dengan negara India," jelasnya.

Oleh karena itu, menurut dia, ada upaya yang sinergis antara pemerintah daerah, masyarakat, pemerhati dan pengusaha bersama- sama berpikir dalam forum ini untuk meningkatkan pertumbuhan kelapa.

"Sedangkan dari konteks off farming, kita harus membangun kompetitif global dari hulu sampai hilir. Persoalan yang kita hadapi adalah kita baru menjual kelapa, kopra dan minyak," katanya.

Sebenarnya, kata Moeldoko, ada produk-produk yang berjumlah banyak belum terkelola dengan optimal. Adapun yang terkelola namun belum menjadi proyek nasional.

"Kita harus bisa memperbaiki hasil turunan kelapa ini diperbaiki mutunya. Sehingga jika kita berbicara arang kelapa, sabut kelapa dan produk lainnya adalah Indonesia," jelasnya

lagi.

Jika semua hal itu diperbaiki, Indonesia dapat segera menyusul India dalam produksi kelapa karena memiliki potensi alam, garis khatulistiwa yang memberikan sinar matahari dan panjang pantai yang luar biasa mencapai 81.000 km.

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2017