Gorontalo,  (Antaranews Gorontalo) - Salah seorang warga dari lima pasien yang teridentifikasi menderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Gorontalo, Provisi Gorontalo, meninggal dunia.

Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo, Noneng Supratina Nasibu, Kamis, mengatakan pada bulan Januari ini, tercatat lima orang pasien DBD harus dirawat intensif.

"Satu warga yang meninggal dunia, yakni umur enam tahun di daerah Hunggaluwa, dan untuk DBD ini tidak bisa dibilang wabah karena terjadi di daerah endemis yang sering ada kejadian," ujarnya.

Ia mengungkapkan bahwa untuk pasien DBD anak-anak cukup sulit untuk ditatalaksana karena terkadang tidak mau makan dan minum yang cukup, agar daya tahan tubuh bagus.

"Fase kritis DBD sangat cepat dan jika penatalaksanaan tidak optimal, bisa saja pasien `shock` apalagi anak-anak. Oleh karena itu untuk kasus DBD harus dijaga agar pasien jangan sampai shock," jelasnya.

Sebagai langkah pencegahan untuk memutus mata rantai penyebaran DBD, Noneng mengatakan perlu dilakukan pencegahan dengan dua siklus, yaitu Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan juga pengasapan (fogging).

Menurutnya PSN sangatlah penting untuk membasmi penyebaran nyamuk aedes aegepty penyebab DBD, karena pengasapan tidak dapat membunuh jentik nyamuk dan hanya membunuh nyamuk dewasa.

"Tindakan pengasapan atau fogging tidak menyelesaikan masalah penyebaran DBD secara keseluruhan, karena hanya mematikan nyamuk dewasa sedangkan jentik-jentik tetap bertahan hidup," katanya.

Yang terpenting kebersihan lingkungan, pemantauan jentik nyamuk dan memberantas sarangnya adalah upaya pencegahan yang efektif.

Pewarta: Adiwinata Solihin

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018