Gorontalo,  (Antaranews Gorontalo) - Sejumlah warga di Desa Pilohayanga Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo mendatangi Gubernur Gorontalo Rusli Habibie untuk mengadukan aktivitas penambangan galian C di lingkungannya yang sudah meresahkan warga setempat.

Selain banjir yang sering menggenangi rumah saat musim penghujan, warga di Dusun III desa Pilohayangaitu juga dihantui dengan penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Belum lagi kondisi jalan yang kian rusak dilindas mobil bermuatan besar.

Warga meminta agar pengusaha tambang tidak diberikan izin penambahan areal, yang saat ini sedang diajukan kepada pemerintah provinsi.

"Aktivitas tambang sudah dihentikan sementara saat beberapa waktu lalu Dinas ESDM provinsi turun lapangan. Namun mereka mau mengajukan izin kembali. Saat ini hanya 5 hektare dan mereka ingin memperluas itu," kata perwakilan warga, Helmi Daud, Selasa.

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengatakan pihaknya sudah meminta Asisten I Bidang Pemerintahan Anis Naki beserta dinas terkait untuk turun lapangan.

Menurutnya, izin penambangan di beberapa titik sudah "over cut" (sudah melebih izin) yang diberikan. Aspirasi warga pun terbelah dua. Di satu sisi sejumlah warga menolak tambang itu tetap beropreasi.

Sementara warga yang berprofesi sebagai penambang, meminta agar aktivitas penambangan tidak dihentikan.

"Perwakilan dari DPRD mengundang para pihak terkait untuk rapat dengar pendapat Senin atau Selasa pekan depan. Sebab saat ini bukan waktu yang tepat mengeluarkan keputusan. Kami akan cari solusi terbaik," kata Asisten I Setd Gorontalo, Anis Naki.

Di bukit dengan status Hutan Penggunaan Lain (HPL) itu tercatat ada empat orang penambang yang mengantongi izin operasi. Pemegang izin tersebut adalah Supari Husain dengan luas 2 hektare, Saridin Kasim 0,55 hektare dan Pulu Harun 1.2 hektare.

Sementara satu penambang lain atas nama Idris Usman dengan luas 0,7 hektare sudah tidak beroperasi.

Pewarta: Debby H. Mano

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018