Gorontalo, (Antaranews Gorontalo) - Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo mengajak seluruh guru melalui Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) daerah itu, untuk mengantisipasi kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah, khususnya pada guru maupun siswa.
"Kekerasan terhadap guru mungkin saja terjadi pada masa lalu, namun karena belum banyak media jadi tidak diketahui," ujar Nelson pada kegiatan Dialog Fokus Kekerasan terhadap Guru (Masalah dan Solusinya) di Kota Gorontalo, Sabtu.
Menurut Nelson yang pernah menjadi ketua PGRI Provinsi Gorontalo tersebut, kekerasan terhadap guru adalah kasuistik bukan general.
"Kita harus melakukan antisipasi, yang pertama adalah guru itu sendiri, karena apapun yang kita buat jika memukul siswa, guru yang salah, namun jika siswa memukul guru yang disalahkan terkadang adalah gurunya," ucapnya.
Oleh karena itu, kata Nelson, kapasitas guru harus diperkuat, dan yang dilakukan oleh pemerintah yaitu peningkatan kualitas agar guru tidak melakukan kekerasan.
"Kualifikasi guru tidak ada hubungan dengan kekerasan, apapun gelar yang dimiliki," ujar Nelson, lagi.
Ia menegaskan bahwa PGRI harus diperkuat karena merupakan wadah pada guru untuk membina anggotanya serta menyuarakan perjuangan.
"Bicara perjuangan tidak akan habis, walaupun sudah sejahtera, tersertifikasi. Kita harus bekerjasama dengan berbagai pihak, tidak boleh berdiri sendiri. seperti dengan pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan kota," ungkap dia.
Selain itu Nelson mengatakan perlunya kolaborasi guru dengan orang tua siswa. jika komunikasi terjalin dengan baik, maka pemukulan atau kekerasan tidak akan terjadi dan selanjutnya adalah kerja sama dengan pihak Kepolisian.
"Guru tempo dulu dan sekarang sangat berbeda, saat ini informasi begitu banyak diperoleh dari internet, oleh karena itu guru harus terus meningkatkan kapasitas.
Nelson menambahkan, namun ada satu keunggulan yang tidak dimiliki internet, yaitu kasih sayang dan perhatian, bagaimana berkomunikasi dengan siswa, orang tua dan sebaliknya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018
"Kekerasan terhadap guru mungkin saja terjadi pada masa lalu, namun karena belum banyak media jadi tidak diketahui," ujar Nelson pada kegiatan Dialog Fokus Kekerasan terhadap Guru (Masalah dan Solusinya) di Kota Gorontalo, Sabtu.
Menurut Nelson yang pernah menjadi ketua PGRI Provinsi Gorontalo tersebut, kekerasan terhadap guru adalah kasuistik bukan general.
"Kita harus melakukan antisipasi, yang pertama adalah guru itu sendiri, karena apapun yang kita buat jika memukul siswa, guru yang salah, namun jika siswa memukul guru yang disalahkan terkadang adalah gurunya," ucapnya.
Oleh karena itu, kata Nelson, kapasitas guru harus diperkuat, dan yang dilakukan oleh pemerintah yaitu peningkatan kualitas agar guru tidak melakukan kekerasan.
"Kualifikasi guru tidak ada hubungan dengan kekerasan, apapun gelar yang dimiliki," ujar Nelson, lagi.
Ia menegaskan bahwa PGRI harus diperkuat karena merupakan wadah pada guru untuk membina anggotanya serta menyuarakan perjuangan.
"Bicara perjuangan tidak akan habis, walaupun sudah sejahtera, tersertifikasi. Kita harus bekerjasama dengan berbagai pihak, tidak boleh berdiri sendiri. seperti dengan pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan kota," ungkap dia.
Selain itu Nelson mengatakan perlunya kolaborasi guru dengan orang tua siswa. jika komunikasi terjalin dengan baik, maka pemukulan atau kekerasan tidak akan terjadi dan selanjutnya adalah kerja sama dengan pihak Kepolisian.
"Guru tempo dulu dan sekarang sangat berbeda, saat ini informasi begitu banyak diperoleh dari internet, oleh karena itu guru harus terus meningkatkan kapasitas.
Nelson menambahkan, namun ada satu keunggulan yang tidak dimiliki internet, yaitu kasih sayang dan perhatian, bagaimana berkomunikasi dengan siswa, orang tua dan sebaliknya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018