Gorontalo,  (Antaranews Gorontalo) - Warga di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, diminta mewaspadai bencana alam yang rawan terjadi di daerah itu, khususnya banjir dan tanah longsor.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gorontalo Utara, Nurhadi Rahim, Selasa, di Gorontalo, mengatakan pada Senin (16/4) musibah banjir di Kecamatan Kwandang dan Anggrek serta tanah longsor di Kecamatan Sumalata.

"Bencana disebabkan curah hujan yang sangat tinggi sejak sore hari," ujarnya.

Ia mengatakan, seluruh wilayah di kabupaten itu tergolong rawan bencana alam sehingga masyarakat diimbau meningkatkan kewaspadaan karena curah hujan diperkirakan masih akan tinggi dan dikhawatirkan memicu banjir maupun longsor susulan.

Untuk saat ini, kata Nurhadi, tindakan peningkatan kewaspadaan sangat penting menjadi perhatian masyarakat mengingat pemerintah daerah belum dapat langsung melakukan percepatan perbaikan infrastruktur yang rusak, seperti jebolnya tanggul pengaman Sungai Tolongio di Kecamatan Anggrek.

Legislator Gorontalo Utara, Saiful Karim, meminta agar pemerintah daerah khususnya organisasi perangkat daerah (OPD) agar saling berkoordinasi untuk percepatan rekonstruksi pascabanjir, termasuk penanganan warga terdampak banjir.

OPD teknis diharapkan bekerja sama dengan pemerintah desa untuk mencari solusi agar banjir tidak menjadi langganan di daerah itu.

"Saya berharap pemerintah daerah khususnya OPD teknis penanggungjawab, secepatnya berinovasi untuk menuntaskan persoalan banjir yang masih menjadi langganan di beberapa wilayah," ujarnya.

Banjir setinggi 60-80 cm merendam pemukiman warga di Desa Pontolo dan Molingkapoto Kecamatan Kwandang, serta Desa Tolongio dan Popalo Kecamatan Anggrek, pada Senin malam (16/4) mulai pukul 19.30 Wita.

Musibah longsor juga melanda wilayah Desa Lelato, Kecamatan Sumalata di hari yang sama, menyebabkan lintas Sulawesi di wilayah barat itu, sempat terputus sekitar 7 jam.
 

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018