Gorontalo, (Antaranews Gorontalo) - Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Gorontalo sosialisasikan pentingnya pengedalian pemotongan sapi betina produktif kepada pimpinan Tempat Pemotongan Hewan (TPH) maupun Rumah Potong Hewan (RPH), penyembelih sapi dan juga dokter hewan.
Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Distan Gorontalo, Syamsul Ma`Arif menjelaskan, pemotongan betina yang masih produktif akan sangat merugikan.
"Apabila kita memotong sapi betina yang masih produktif atau bahkan sedang dalam keadaan hamil, itu sama saja kita telah merugikan negara, karena para petugas sudah dengan susah payah menjaga ternak sapi hingga bisa bunting namun justru disembelih," jelasnya, Sabtu.
Kerugian yang didapatkan juga tentunya akan berakibat pada sedikitnya janin sapi yang bisa terselamatkan, akibat masih adanya RPH ataupun TPH yang menyembelih sapi betina produktif.
"Hal tersebut harus segera dicegah dengan adanya sosialisasi, agar nantinya jumlah antara kebutuhan daging sapi dan jumlah populasi sapi potong bisa seimbang," katanya.
Pelaksana Harian Sekretaris Daerah (PLH Sekda) Provinsi Gorontalo, Anis Naki, mengaku sangat mengapresiasi adanya sosialisasi pengedalian pemotongan betina produktif tersebut.
"Semoga dengan adanya sosialisasi tersebut dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap Upaya Khusus sapi indukan wajib bunting (UPSUS SIWAB) sebagai upayah untuk mempercepat peningkatan populasi sapi dan kerbau," harapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018
Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Distan Gorontalo, Syamsul Ma`Arif menjelaskan, pemotongan betina yang masih produktif akan sangat merugikan.
"Apabila kita memotong sapi betina yang masih produktif atau bahkan sedang dalam keadaan hamil, itu sama saja kita telah merugikan negara, karena para petugas sudah dengan susah payah menjaga ternak sapi hingga bisa bunting namun justru disembelih," jelasnya, Sabtu.
Kerugian yang didapatkan juga tentunya akan berakibat pada sedikitnya janin sapi yang bisa terselamatkan, akibat masih adanya RPH ataupun TPH yang menyembelih sapi betina produktif.
"Hal tersebut harus segera dicegah dengan adanya sosialisasi, agar nantinya jumlah antara kebutuhan daging sapi dan jumlah populasi sapi potong bisa seimbang," katanya.
Pelaksana Harian Sekretaris Daerah (PLH Sekda) Provinsi Gorontalo, Anis Naki, mengaku sangat mengapresiasi adanya sosialisasi pengedalian pemotongan betina produktif tersebut.
"Semoga dengan adanya sosialisasi tersebut dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap Upaya Khusus sapi indukan wajib bunting (UPSUS SIWAB) sebagai upayah untuk mempercepat peningkatan populasi sapi dan kerbau," harapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018