Gorontalo (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Gorontalo menggelar pelatihan kontrasepsi untuk bidan sebagai upaya mencegah kehamilan berisiko.
"Pelatihan ini dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan keluarga berencana (KB) di fasilitas kesehatan khususnya pelayanan kontrasepsi oleh bidan tingkat Provinsi Gorontalo Tahun 2024," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Anang S. Otoluwa di Kota Gorontalo, Senin.
Ia mengatakan, pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi bidan dalam memberikan pelayanan kontrasepsi, sejalan dengan upaya pencegahan kematian dan kesakitan ibu akibat kehamilan berisiko tinggi.
Menurutnya pentingnya pelayanan KB berbasis hak yang aman, berkelanjutan, dan tidak diskriminatif.
"Pelayanan kontrasepsi yang berkualitas tidak hanya membantu mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, tetapi juga berkontribusi pada pencegahan kehamilan risiko tinggi seperti kehamilan terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat, dan terlalu banyak," kata Anang.
Pelatihan ini menjadi penting mengingat data Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo menunjukkan masih banyak bidan yang belum memiliki keterampilan pelayanan kontrasepsi yang memadai.
Saat ini, dari 988 bidan yang bertugas di puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) se-kabupaten/kota, mengingat hanya sebagian kecil yang telah mendapatkan pelatihan pelayanan kontrasepsi.
Kegiatan pelatihan dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama dilakukan secara daring pada 20 hingga 29 November 2024, diikuti oleh 25 peserta dari bidan puskesmas di Kabupaten Bone Bolango.
Tahap kedua berlangsung secara luring pada 2 hingga 8 Desember 2024 di Kota Gorontalo, dengan praktik lapangan di Puskesmas Tapa dan Puskesmas Suwawa.
Program ini merupakan langkah strategis untuk memastikan bidan memiliki pengetahuan dan keterampilan terkini dalam pelayanan kontrasepsi sesuai standar yang ditetapkan.
Kondisi ini diharapkan dapat meningkatkan akses dan kualitas layanan KB di Provinsi Gorontalo.
Pelatihan ini diharapkan bidan mampu memberikan pelayanan kontrasepsi yang lebih optimal sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu dan mewujudkan keluarga berkualitas di Gorontalo.
"Pelatihan ini menjadi kunci penting dalam meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan demi layanan kesehatan reproduksi yang lebih baik," kata Anang.