Gorontalo, (Antara News) - Ketua DPRD Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, Nurjanah Yusuf, berharap pemerintah kabupaten mampu mengatasi kelangkaan gas elpiji bersubsidi ukuran 3 kilo gram (kg).

"Masyarakat rata-rata mengeluh sulit mendapatkan gas elpiji 3 kg, termasuk di wilayah pusat ibu kota kabupaten Kecamatan Kwandang," ujarnya, Selasa.

DPRD berharap, kondisi itu segera diatasi oleh pemerintah kabupaten, khususnya instansi teknis terkait, agar masyarakat tidak kesulitan mendapatkan bahan bakar apalagi lebaran Idul Fitri 1439 hijriyah semakin dekat.

Gas elpiji bersubsidi 3kg menjadi bahan bakar utama bagi warga kurang mampu di daerah itu kata Nurjanah, maka ketersediaannya wajib menjadi perhatian penting pemerintah daerah.

"Untuk menggunakan kayu bakar sangat sulit, mengingat saat ini sementara berlangsung musim hujan. Selain itu, harga minyak tanah sangat mahal, mencapai Rp20.000-Rp24.000/liter," ujarnya.

Ia berharap, pemerintah kabupaten berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan pihak Pertamina, untuk peningkatan kuota gas bersubsidi 3kg, mengingat kekosongan gas saat ini cukup meresahkan masyarakat.

Sementara itu, Kasubbag Perekonomian, Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Sekretariat Daerah setempat, Dumran Ahmad, mengaku, pihaknya sementara melakukan pendataan jumlah pangkalan yang menerima pasokan gas elpiji 3kg yang tidak sesuai kuota sebanyak 80-100 tabung per tiap jadwal pengisian ulang.

Data tersebut akan dilaporkan ke pemerintah provinsi, untuk melakukan operasi pasar memenuhi kebutuhan bahan bakar itu, khususnya jelang lebaran Idul Fitri.

Tahun 2018 ini kata Dumran, kuota gas elpiji bersubsidi ukuran 3kg mencapai 3.500 metrik ton, yang disalurkan melalui dua agen penyalur.

Pendistribusiannya dilakukan sebanyak dua kali dalam seminggu, untuk 32 pangkalan tersebar di 10 kecamatan dari 11 kecamatan yang ada, mengingat khusus Kecamatan Ponelo Kepulauan belum tersedia pangkalan.

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018