Gorontalo,  (Antaranews Gorontalo) - Warga Desa Bintana, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, menggelar permainan tradisional "Egrang" atau Jangkungan dan "Balogo" untuk memeriahkan hari raya ketupat, juga untuk mempertahankan budaya itu agar tidak tergerus zaman.

Panitia pelaksana kegiatan Riktovani Lasoma, mengatakan tujuan dilaksanakannya adalah untuk menghidupkan kembali permainan tradisional itu kepada masyarakat umum, agar tidak hilang dengan sendirinya.

"Lebih utama kepada anak-anak zaman sekarang. Karena mereka lebih sering bermain permainan digital ketimbang yang tradisional," katanya, Jumat.

Egrang atau Jangkung dalam bahasa daerah di Atingola disebut "Tangkade". Untuk Balogo disebut Bulrunga. Dalam ejaan bahasa Atinggola, huruf LR pada Bulrunga diucapkan seperti bahasa Inggris.

Riktovani mengatakan generasinya merasa memiliki kewajiban untuk memperkenalkan permainan asli Indonesia itu kepada generasi selanjutnya, agar tidak punah ditelan zaman.

"Saya harapkan Dinas Pemuda dan Olahraga dan juga Pariwisata kiranya bisa lebih giat lagi memperkenalkan permainan tradisional tersebut, "ujarnya.

Tambahnya, alangkah baiknya anak-anak saat ini lebih sering diajarkan cara bermain permainan tradisonal. Riktovani juga menilai bahwa permainan digital saat ini sudah mulai merusak pola pikir anak-anak jika tidak diawasi dengan ketat.

Ia mengatakan bahwa hal negatif yang didapat dari sering bermaian permainan digital adalah kurangnya anak-anak saling bersosialisasi langsung. Bahkan mereka lebih dekat dengan penyakit obesitas, karena kurang aktifitas fisik.

"Ke depan saya ingin permainan ini mendapat dukungan dari pemerintah kecamatan, kabupaten, terutama dari instansi terkait," tutupnya.
 

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018