Gorontalo,  (Antaranews Gorontalo) - Harga elpiji bersubsidi di beberapa daerah terpencil Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, mencapai Rp40.000 per tabung isi tiga kilogram.

Kasubbag Perekonomian, Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Sekretariat Daerah setempat, Dumran Ahmad, di Gorontalo, Kamis, mengatakan, harga sangat tinggi itu dijumpai di daerah terpencil wilayah barat, yaitu Kecamatan Tolinggula, serta di wilayah timur, seperti di Desa Durian, Kecamatan Gentuma.

Pihaknya sudah ke lapangan, bahkan langsung mengambil tindakan menutup satu pangkalan di Desa Durian Kecamatan Gentuma, sebab menjual gas elpiji bersubsidi itu di atas harga eceran tertinggi (HET).

"Kondisi ini wajib ada tindakan langsung untuk melindungi hak-hak orang miskin," ujarnya.

Pihak pangkalan, kata Dumran, tidak boleh berdalih jarak yang jauh untuk mereka seenaknya menaikkan harga.

Sebab pihak agen penyalur mendistribusikan tabung yang sudah terisi hingga ke seluruh pangkalan.

Maka tidak ada alasan untuk menaikkan harga jual gas bersubsidi, dengan alasan penambahan biaya transportasi.

Ia berharap, ditutupnya salah satu pangkalan "nakal" tersebut, membuat efek jera agar tidak ada pangkalan yang melakukan hal serupa.

Pihaknya kata Dumran, turun bersama tim bekerja sama dengan pihak TNI dan Polri setempat, untuk meninjau langsung keberadaan pangkalan di seluruh wilayah di kabupaten itu.

Ia berharap, pihak pangkalan sesuai dengan komitmennya untuk melayani pembelian elpiji bersubsidi ke rumah tangga miskin dan tidak menaikkan harga secara sepihak.

Agen penyalurpun diminta untuk melayani kuota per pangkalan, penyalurannya tepat waktu sesuai jadwal, serta tidak menyalurkan gas bersubsidi di luar pangkalan.

Dumran berharap, insiden penyanderaan 560 tabung gas elpiji bersubsidi oleh masyarakat setempat, yang akan disalurkan salah satu agen di wilayah Kecamatan Gentuma pada Rabu (11/7), tidak terulang kembali.

Penyanderaan dipicu akibat pihak pangkalan ada yang bertindak nakal menjual di atas HET, mencapai Rp35.000-Rp40.000 per tabung.

"Kami tidak akan menunggu lama menutup pangkalan yang nakal, agar tidak merugikan masyarakat khususnya rumah tangga miskin sasaran," ujarnya.

Dumran mengatakan, kuota gas elpiji bersubsidi di daerah itu untuk tahun 2018 ini, mencapai 2.616 metrik ton (MT). .
 

Pewarta: Susanti Sako

Editor : Hence Paat


COPYRIGHT © ANTARA News Gorontalo 2018